Ads-728

Cat-1

Cat-2

Cat-3

Cat-4

» » » » » #TripToAsean - From Kuching to Singapore

Kuching to Singapura - Setelah tiba di Terminal Kuching Sentral yang ternyata jauh dari pusat perkotaan (Bandaraya) di terminal ini hanya menjual tiket jarak jauh (luar kota) melayani rute-rute yang ada di Malaysia Timur seperti Bintulu, Kinabalu, Miri, Sibu dan lain-lain sedangkan untuk jalur domestik dalam kota Kuching sendiri tidak ada, satu-satunya transportasi yang bisa digunakan adalah taksi yang ada di dekat tempat pemberhentian bus, setelah berbincang-bincang sebentar dengan bahasa Ipin-Upin (Melayu) kepada bagian loket taksinya ane mendapatkan info tarifnya. Untuk ke Masjid Jamek Kuching 30 Ringgit, ke Bandaraya (Kota) 25 Ringgit sedangkan ke Bandara 19 Ringgit, setelah berhitung-hitung sejenak, akhirnya ane memutuskan untuk langsung ke bandara saja meskipun penerbangan ke Singapur masih lama, yakni pukul 15:40 Waktu Malaysia (GMT +8) dan ternyata jarak bandara dari terminal Kuching sangat dekat, hanya sekitar 10 menit sudah sampai, sekarang pertanyaannya adalah apa yang harus ane lakuin di Bandara padahal jam yang ada di Bandara baru menunjukkan pukul 09:23 (GMT +8) ?? haha :D Akhirnya yang ane lakuin hanya mondar-mandir sambil melihat keadaan di sekeliling dan mencari-cari tempat yang PeWe,. Setelah mendapatkan tempat yang ane rasa cukup strategis ane kembali melanjutkan persemedian di atas kursi kosong dengan tas sebagai bantalnya... hahaha :D Tiduuur lagiii... wkwkw :)
Boarding Pass Kuching-Singapura (Harga Tiket : 89.00 Ringgit = Rp. 307.050,-)
*Kurs 1 Ringgit = Rp. 3.450,- 
Walau hanya tidur-tiduran tidak terasa waktu terus berputar dan ketika telah menunjukkan pukul 12:35 ane langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan langsung menuju musholla yang ada di samping untuk melaksanakan kewajiban. Sambil menunggu diperbolehkannya masuk di ruang tunggu keberangkatan ane kemudian membelai dan menghidupkan "istri pertama" (netbook) sambil berharap ada WiFi yang nyangkut, dan alhasil ternyata setingan WiFi di netbook bermasalah, gak tau kenapa karena jarang dipake buat hotspotan kali, setalah mencoba mengotak-atiknya akhinya ane menyerah selain itu sudah terlihat di monitor pengumuman keberangkatan bahwa penumpang Air Asia AK 1771 ke Singapura silahkan masuk di ruang keberangkatan international sekaligus pengecekan paspor kembali di imigrasi setempat. Setelah mendapatkan izin ke luar dari pihak imigrasi Malaysia yang ada di Bandara ane langsung tancap ke ruang tunggu, untuk membunuh waktu yang ada ane keluarkan buku Kick Andi Kisah Inspiratif 3 pemberian pak Dhe yang belum sempat ane selesaikan, buku ini selalu menemani perjalanan kemanapun, termasuk saat mampir di Pulau Dewata beberapa waktu lalu.
Pengumuman keberangkatan Air Asia AK 1771 terdengar, seluruh penumpang diharpakan bersiap-siap untuk masuk pesawat, setelah semua siap akhirnya pesawat langsung tancep gass... (emang pake injek gas po?? haha :D) Setibanya di Bandara Internasional Changi Terminal 1 ane rada kebingungan, selain bandaranya gede ane juga gak tau harus berbuat apa selanjutnya (dasar ndeeesooo....) akhirnya ane hanya mengikuti penumpang yang lain dengan tetap memasang muka tanpa dosa, he :D sampai diujung ternyata pada ngantri sambil membawa kertas yang sebagian besar ternyata sudah diisi ketika di pesawat, ternyata itu form embarkasi dari Imigrai yang harus diisi ketika masuk ke Singapura dan telah dibagikan di pesawat, wahahaha :D (ndeeesssoonya bertambah...) akhirnya ane kembali di pojokan dekat bagian informasi bandara yang ada komputer dan acses internet gratisnya sambil menungu teman-teman yang lain dari Jogja dan Jakarta.
Kinetic Rain - Salah satu ornament yang ada di bandara Changi 
Berkat bantuan si burung biru akhirnya ane tau bahwa bu dokter Hamsyeera, sudah berada di Singapur beberapa hari yang lalu dan beliau saat ini sedang di Bandara  untuk mengantar ibunda pulang ke Jakarta, kesempatan ini ane gunakan untuk bertanya-tanya cara masuk imigrasi setempat dan memintanya untuk menunggu ane. Setelah buru-buru ngisi form embarkasi yang ane dapat sebelah kanan di antrian imigrasi akhirnya ane langsung mengantri, sambil berdoa agar tidak dipersulit masuk, karena berdasarkan info yang di dapat dari teman, biasanya untuk warga Indonesia yang baru pertama kali masuk Singapura bakal diintrogasi agak lama, selain karena alasan agama dan dilihat dari nama yang agak islami juga dilihat tampang yang berewokan dan jenggotan he :D tapi alhamdulillah semua itu tidak terjadi, ane hanya ditanya keperluannya apa di Singapura, setelah dijawab langsung diberi izin berupa CAP seperti biasa dan ane bisa langsung melangkahkan kaki kembali sambil mencari-cari jejak sang bu dokter tadi... he :D
Salah satu pemandangan yang terlihat ketika sampai di Clarke Quay - Singapura
Ketika ketemu bu' doker ane merasa agak legah karena gak bakalan kehilangan arah lagi hehehe :D kemudian ngobrol ngalur-ngidul bersama keluarga yang lain sambil menungu rombongan dari Jakarta, dan ternyata rombongan dari Jakarta langsung ke penginapan, padahal bu' dokter juga gak tau letak penginapannya dimana, untung ane masih menyimpan sms alamat penginapan yakni di City Backpackers Hongkong Street yang terletak di daerah sekitar Clarke Quay. 
Kemudian kami memutuskan untuk langsung menjemput teman yang terakhir datang dari Bogor yakni abang ganteng yang dipanggi si Reza kecil (karena ada juga Bang Reza al-Bongsori blogger treveller pemilik afastar.wordpress.com) di terminal 2 dengan menggunakan Skytrain (Transportasi massal sejenis kereta api, tapi lebih canggih) fasilitas gratis dari Changi Airport, lalu bersama-sama menuju penginapan mengunakan MRT.

Tarif Penginapan di Hostel City Backpackers untuk kamar dorm dengan ranjang atas bawah untuk kapasitas 6 orang sekitar 20 SGD (Dollar Singapur) per orang sekitar Rp. 170.000,- (kurs 1 SGD = Rp. 8500,- ) ini termasuk murah untuk ukuran di Singapura, dan juga tempatnya sangat strategis tidak jauh dari Stasiun MRT, Clarke Quay (0,2KM), Merlion (0,7KM), Pecinan (0,7KM) dan Raffles City Shopping Center (0,9KM) dengan fasilitas, ruang santai buat nonton, WiFi, komputer, sarapan, toko, loundry, staff yang ramah bisa bahasa melayu loch jadi mengerti bahasa Indonesia. he :D Berhubung kami tamu spesial maka ane berserta rombongan mendapatkan harga khusus dan spesial pula yang telah diurus oleh pihak panitia penginapan (Mbak Ratna)  :) Alhamdulillah...
Merlion

Jangan lupa baca juga catatan #TripToAsean Sebelumnya:
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Siape Saye? MF Abdullah

Terlahir di desa Kuala Secapah, desa kecil yang terletak di pinggiran laut Kalimantan Barat. Hobby memancing, jalan-jalan, dan mencicipi kuliner di berbagai daerah serta mengisi waktu senggangnya di blogsphere. Untuk menambah jalinan silaturrahmi bisa menghubungi di bawah ini

Box Office

Cat-6