Berawal dari sebuah pertanyaan dari
seorang sahabat di desa ketika pulang mudik kemaren, yang bertanya tentang fitnatulmahyâ dan fitnatul mamât, akhirnya ane memutuskan untuk
mencoba nyari-nyari refrensi tentang kedua kata tersebut, dan menjadi bahan
postingan catatan pada malam hari ini, maklum dah lama gak ngisi catatan akhir pekan,
hehehe :D semoga catatan kecil menjelang tidur ini bermanfaat bagi kita semua…
Fitnah artinya ujian atau cobaan (imtihân,
ikhtibâr); fitnatul mahyâ dan fitnatul mamât adalah dua
kondisi dimana seseorang akan mendapatkan cobaan dunia dan ujian setelahnya di
alam kematian (diantaranya menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur)
sebagaimana dijelaskan Imâm as-Sindi dan al-Qurthubi (lihat Sunan an-Nasâ’i
Bisyarhil Hâfizh Jalâluddin as-Suyuthi wa Hâsyiyatil Imâm as-Sindi 2/57).
Oleh karenanya Rasûlullâh SAW memberikan peringatan, bahwa kehidupan
dunia selalu diuji dengan kenikmatan, sementara untuk mendapatkan kenikmatan
akhirat selalu diuji dengan kepahitan.
حَلاَوَةُ
الدُّنْيَا مِرَارَةُ الأخِرَةِ وَ مِرَارَةُ الدُّنيْاَ حَلاَوَةُ الأخِرَةِ
“Kelezatan
dunia adalah empedunya akhirat, sedangkan kepahitan dunia adalah madunya
akhirat”
(H.R. al-Hâkim dan Ahmad).
Al-Hâfizh Abi Sulaiman Muhammad bin
Abdillâh bin Ahmad bin Zahr ar-Raba’ie (w.379 H.) menuliskan dalam buku “Washayâl
Ulamâ’ ‘Înda Hudlûril Maut” bahwa hadits tersebut pernah disampaikan ulang
oleh Abu Mâlik al-Asy’âri kepada para pengikutnya jelang menghembuskan nafasnya
yang terakhir. (lihat Tahqîq Musthafa’ ‘Abdul Qadier Atha’ hal. 102)
Adapun bagaimana seseorang dapat
menyelamatkan dari kedua fitnah tersebut, Rasûlullâh SAW menyarankan agar kaum muslimin segera berlindung dan tidak
henti-hentinya berdo’a. Bahkan Abu Hurairah Ra.
pernah mengatakan bahwa Rasûlullâh SAW pun
menyebutkan “Apabila kalian telah membaca tasyahhud akhir, hendaklah
berlindung dari empat perkara;
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَ مِنْ
فِتْنَةِ اْلمَحْيَا وَ اْلمَمَاتِ وَ مِنْ شَرِّ فِتْنِةِ اْلمََسِيْحِ
الدَّجَّالِ
“Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka jahannam, dari
adzab kubur, dari ujian kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnah
al-masîhid dajjâl”.
(H.R. Muslim dalam Syarhun Nawâwi
no. 1324)
Dalam Riwayat ‘Âisyah Ra., ada tambahan :
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنَ اْلمَأْثَمِ وَ اْلمَغْرَمِ
Ya Allâh, sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari perbuatan dosa dan kemaksiatan serta menggunungnya utang.
Ketika Rasûlullâh SAW menyebutkan tambahan tadi, seseorang bertanya
kepadanya: Betapa banyaknya engkau menyebutkan agar berlindung dari utang ?,
beliaupun menjawab: bila seseorang mempunyai utang, kalau bicara suka dusta dan
kalau berjanji suka ingkar. (H.R. Muslim dalam Syarhun Nawâwi no. 1325).
Semoga kita terhindar dari fitnah tersebut.
Penting sekali untuk senantiasa berdoa sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW sebagaimana di atas ya, Mas. Sungguh, makasih banyak telah mengingatkan.
BalasHapusBetul ust... Doa sangat penting dalam hidup kita semua...
HapusMakasih telah berkunjung...