Cat-1
Cat-2
Cat-3
Cat-4
01/09/12 - 01/10/12
Tadi sore ane mampir bersilaturrahim ke blognya Kang Banna, atau nama kerennya blogwallking.. hehehe :D udah lama juga gak mampir kesana sambil membaca beberapa postingan dan ane menemukan sebuah postingan yang lumayan GOKIL dan LUCU. Berhubung ane baik hati dan juga rajin menabung.. (apa hubungannya...:D) ane bagi ceritanya ke sobat catatan...
Ustadz : "Eh.. kamu ga malu ya, udah besar belum bisa ngaji?"
Pemuda : "Emang masalah buat pak ustadz..?"
Ustadz : "Anak saya saja baru TK sudah hafal banyak surat-surat pendek lho..."
Pemuda : "Trus, Gue harus bilang WOWW gitu..???"
Ustadz : "Sabaar... kita mulai dulu dari huruf Aliif, Baa, Taa.. dst, kalo huruf WAUW masih jauh...!!"
Makasih Kang Banna Joke nya... :D
Karakter Kartun: Bang ngAmpus
Karakter Kartun: Bang ngAmpus
KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR ! |
Langsung terkabul atau tertundanya sebuah do'a
(jika hatimu benar-benar bersih, bersih dari purus asa, bersih dari prasangka buruk)
Agar umat Islam dapat diredam
kekuatannya, maka ia harus dibiarkan mengerjakan ibadah agamanya. Dalam bidang
mualamah, kalau perlu mereka dibantu. Namun janganlah membiarkan
kegiatan-kegiatan yang dapat membangkitkan pendidikan Islam. Agitasi
(pergolakan) politik Islam yang harus ditumpas dengan kekerasan senjata, sehingga
diperoleh ketenangan, pemerintah harus memajukan pendidikan, perekonomian,
kesejahteraan dan sebagainya agar kaum pribumi mempercayai maksud Belanda dan
akhirnya rela diperintah oleh orang-orang kafir. Hal ini merupakan langkah awal
menuju tercapainya ‘Politik Asosiasi’ yaitu penyatuanantara negri Belanda dan
Hindia Belanda. Agar cita-cita mewujudkan asosiasi ini lekas tercapai, maka pendidikan
barat harus disediakan bagi kaum pribumi. Kaum pribumi yang telah mendapatkan
pendidikan barat tersebut harus diberikan kedudukan sebagai pengelola urusan
politik dan administrasi colonial. Mereka pada akhirnya akan menggantikan
kedudukan Belanda di Indonesia dengan mengembangkan amanat politik asosiasi.
Demikianlah potongan kalimat dari
peryataan Snouck Hurgronje (1857-1906) sebagaiman dikutip Lathiful Khuluq
dalam bukunya : Strategi Belanda Melumpuhkan Islam;Biografi C. Snouck
Hurgronje Bila dicermati kalimat demi kalimat yang terkandung didalamnya,
menunjukkan bahwa inti ungkapan tersebut merupakan langkah-langkah strategi (al-khuwat
al-istiratijiyyah) yang digagas oleh pencetusnya dalam melakukan pembusukan
dari dalam atau lebih dikenal denga perang urat syaraf.
Adapun cara-cara yang dilakaukan,
memberikan kebebesan kepada warga pribumi yang mayoritas muslim untuk
menjalankan ritual keagamaan mereka yang bersifat rutinitas. Namun dalam waktu
yang bersamaan, mereka menekan dan memerangi semua gerakan kaum muslimin yang
mengarah kepada perebutan kekuasaan kaum penjajah. Semua itu dilakukan, agar
pemerintahan kerajaan Hindia Belanda berkesan mau ‘bekerja sama’ dengan pribumi
mengingat pentingnya menanamkan simpati pada kaum muslimin.
Inilah yang melatar belakangi
munculnya para islamolog atau orientalis di dunia Islam secara
umum. Demikian pula dengan Snouck Hurgronje yang begitu getol dan tekun
mempelajari seluk beluk Indonesia dan Islam, sehingga mampu melaksanakan aksi spionase
(memata-matai) dengan munculnya ide-ide segarnya, bagaimana kelahiran ‘politik
Islam’ menurut selera dan gaya pemerintahan kolonel. Pola inilah yang dijadikan
pedoman bagi pemerintah Hindia Belanda, terutama Adviseur Voor Inlandsche
Zaken (Lembaga penasehat gubernur tentang segala sesuatu menegenai pribumi)
(lihat H.Aqib Suminto dalam Politik Islam Hindia Belanda).
Jejak Sang Petualangan
Secara biografi, ia memiliki nama
lengkap Christian Snouck Hurgronje, lahir pada tanggal 8 Februari 1857 di
Oosterhout, Belanda. Ia merupakan anak keempat dari pendeta J.J.
Snouck Hurgronje dan Ana Maria, putri
pendeta D.Christian de Visser. Perkawian
kedua orang tuanya itu didahului oleh suatu hubungan gelap, sehingga
mereka dikeluarkan dari Gereja Hervormd di Tholen (Zeeland) pada tanggal 3 Mei
1849. Kedua orang tuanya baru menikah resmi pada tanggal 31 Agustus 1856, atas
permohonannya agar kedudukan di Gereja Hervormd dipulihkan kembali. Diterima
pula sebagai anggota gereja pada tanggal 12 April 1867.
Nama lengkapnya merupakan gabungan
nama kakeknya Charistian dan nama ayahnya Snouck Hurgronje. Nama tersebut
mengnadung tugas berat, yaitu: Snouck Hurgronje harus menjadi pendeta untuk
memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat oleh orang tuanya. Nampaknya,
cita-cita orang tuanya tidak diabaikan begitu saja, sehingga mengantarkan
Snouck mengantarkan pemuda yang giat
belajar dengan prestasi akademik yang mengagumkan. Ketika bertugas di
Indonesia, Snouck melangsungkan perkawinan dengan anak tunggal Penghulu Besar
Ciamis Raden Haji Muhammad Ta’ib bernama sangkana di usia 33 tahun atas desakan
istri Bupati Ciamis Raden Ajoe Lasminakusuma, maka berlangsunglah perkawinan
itu secara Islam dan melahirkan empat orang anak. Tahun 1898, setelah istrinya
meninggal karena keguguran melahirkan anak kelimanya, Snouck menikah lagi
dengan Siti Sadiyah, putrid wakil penghulu Bandung, Haji Muhammad Soe’eb yang
dikenal Kalipah Apo ( w.1922), perkawinan ini diurus oleh penghulu Bandung Haji
Hasan Mustapha, sementara itu Snouck berusia 41 tahun. Dikarenakan kedua
perkawinan ini berlawanan dengan moral bangsa Eropa yang berdasarkan pemisah
etnik (apharteid), perkawinan keduanyapun tidak diakui, dan selanjutnya
ia menikah dengan Ida Meria, seorang putrid Dr.A.J.Oort, pensiunan pendeta
liberal di Zutphen. Terlahirlah seorang anak perempuan bernama Chrisrien,
Perkawinan itupun berlangsung sampai Snouck meninggal dunia pada tanggal 26
Juni 1936, (Lathiful Khuluq, 2002, hal. 7-12).
Disamping
melakukan perkawinan dengan wanita bangsawan pribumi, dengan latar pendidikan
yang memadai; mempelajari bahasa Latin dan Yunani, menamatkan kuliahTeologi di
Leiden (1878), perkenalannya dengan Harman Bavick ( seorang ahli dokmatik
Kristen), berguru kepada para tokoh mordernis Leiden (Abraham Kuenen, C.P
Teales dan L.W.E. Rauwenhoff), belajar bahasa semit dari R.P.A. Dozi dan sastra
Arab dengan bimbingan M.J.de Geoje, lawatan ke Mekkah dan Jeddah, seluruhnya
menghantarkan pribadi Snouck menjadi seorang orientalis yang sangat piawi,
sehingga pemerintah Belanda menugaskannya berulang kali menjadi peneliti. Untuk
menghindari sifat resmi dari penelitian-penelitiannya terhadap bumi putera,
Snouck pun berbaur dengan masyarakat. Hal serupa dilakukannya di kota Mekkah, Dengan memakai nama Abdul
Ghaffar, Snouck diijinkan tinggal di Mekah. Selama di Mekah Snouck mengerjakan
shalat, meninggalkan minuman keras dan mengerjakan rukun Islam lainnya. Dengan
sikap tersebut, Snouck dapat mudah mengadakan hubungan dengan para pelajar dan
ulama yang berasal dari Hindia Belanda di Mekkah, yang kelak dimanfaatkannya
juga ketika mengadakan penelitian di Hindia Belanda (baca: negri-negri jajahan
di Indonesia). (ibid, hal.13-17)
Sebuah Renungan
Sangan
menakjubkan, Snouck sudah membuktikan keteguhan pribadinya sebagai peneliti,
mengorbankan harga dirinya demi ideology dan agama yang dianutnya, meluangkan
waktu, mengarahkan tenaga dan fikiran demi bangsanya itu, aksi penyamaran dan
kejahatan manipulative (tipu daya) sedang ia mainkan dalam rangka mengelabui
kaum muslimin sebagai bangsa jajahan. Kenyataan ini diakui oleh peneliti
Belanda lainnya Dr. Van Konning Velds sebagaimana penuturannya: “ Ia (Snouck
Hurgronje) berlindung dibalik ‘penelitian ilmiah’ dalam melakukan
aktifitas spionase demi kepentingan penjajah”. Hal senada diungkapkan pula oleh
candikiawan Aceh Prof . A. Hasyimi:
“Belanda
mulai memerangi Aceh dengan upaya menguasai daerah jajahannya sejak 1873.
Perang berlangsung selama dua puluh tahun. Namun tentara Belanda menghadapi
perlawanan sengit dalam tiap pertempuran. Dan rahasia pertempuran ini adalah
padunya ulama dan pemimpin setempat. Snouck sangat paham hal ini dan melihat
Islam sebagai penggerak yang paling kuat dalam jiwa kaum muslimin. Snouck ingin
menyerang dan meruntuhkan perlawanan ini dari akarnya. Ia belajar Islam, datang
ke Mekkah dan pura-pura masuk Islam, Bahkan untuk tujuan busuk ini, Snouck
memakai nama Abdul Ghaffar. Dengan cara ini, Snouck mengenal ulama Aceh yang
berada di Mekkah seperti syeikh al-Habib Abdul Rahman al-Zhahir. Ia membangun
hubungan erat dengan orang-orang Indonesia di sana, khusulnya asal Aceh.
Sehingga tak seorangpun dari mereka membayangkan ia adalah seorang musuh
Islamnyang sangat berbahaya. Snouck bahkan pernah berjanji akan membentu rakyat
Aceh dalam perang melawan Belanda.” (Daud Rasyid, Fenomena Sunnah di Indonesia;
Potret Melawan Konspirasi, 2003, hal 198-199).
Dari perjalanannya yang panjang,
Snouck berhasil merumuskan kesimpulan pengalamannya dengan strategi-strategi
yang sangat ampuh dalam meruntuhkan perlawanan pribumi yang Islamdan
langgengnya penjajahan Barat. Diantara kesimpulan tersebut adalah:
Pentingnya
memisahkan umat Islam, antara Islam Religius (yang memperhatikan rutinitas
ibadah saja) dengan Islam politik ( gerakan Islam yang mempersoalkan penjajah).
Kelompok pertama perlu mendapatkan sikap toleran dan kelompok kedua wajib
diwaspadai dikarenakan membahayakan eksistensi (keberadaan)pemerintahan
colonial. (Badri Yatim, Sejerah Peradapan Islam, hal.254)
Pentingnya
membatasi frekuansi jama’ah haji dalam
rangka menekan dan mengurangi hubungan Internasional antara Indonesia dan Timur
Tengah serta pentingnya menjalankan Spionase (aksi memata-matai) di
kantong-kantong perlawanan di luar negeri ( khususnya di tanah suci yang
disebut koloni jawa). ( Lihat Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia
1900-1942,hal.30-34)
Dengan
sterategi yang yang pernah dijalankannya inilah , berhasil melanjutkan siasat
‘Devide et Impera’ (politik adu domba) walaupun terasa halus. Namun hakikatnya,
gerakan pembusukan di dalam ini lebih bahaya dari perang-perang fisik
sebelumnya. Bahkan Dr.Mahmud Hamdy Zaqzuq dalam bukunya ‘Al-Astisyraq Wak
Khalfiyyat al-Fikriyyat Lis Shira’il Hai menjelaskan bahwa: “Lawatan-lawatan kaum penjajah sebelumnya untuk mengenal lebih dekat tentang hal
ihwal daerah jajahan, sangat menentukan keberhasilan dimasa mendatang.”
Secara umum,
sekalipun konsep-konsep Snouck tidak dapat diterapkan semuanya, namun hal
tersebut telah cukup membantu pemerintah colonel dalam masalah-masalah pribumi
terutama memadamkan gerekan perlawanan. Demikian pula dampak buruk politik
colonial Nampak sangat terasa sampai saat ini, diantaranya: terjadinya trauma politik
di beberapa organisasi Islam, adanya dikotomi(pemisahan) pendidikan yang sangat
kental antara yang mementingkan ilmu pengetahuan umum dengan yang memfokoskan
ilmu agama, munculnya islamphobia (alergi terhadap segala sesuatu yang
berbau Islam) pada beberapa pelajar dan kaum intelektual hasil didikan Barat,
lahirnya pemuja kebudayaan Barat, semakin tajamnya pertentangan antara kelompok
abangan dan santri, serta tersendat-sendatnya proses Islamisasi di nusantar.
Semua itu merupakan ranjau-ranjau ghazul Fikri yang denga sengaja direncanakan
demi runtuhnya peradaban dan lenyapnya ajaran Islam.
Penyatuan Zona Waktu Indonesia - Berdasarkan informasi di Tribunnews.com Rencana penyatuan waktu di Indonesia menjadi GMT+8 akan mulai dilakukan pada 28 Oktober 2012.
Berawal dari sebuah pertanyaan dari
seorang sahabat di desa ketika pulang mudik kemaren, yang bertanya tentang fitnatulmahyâ dan fitnatul mamât, akhirnya ane memutuskan untuk
mencoba nyari-nyari refrensi tentang kedua kata tersebut, dan menjadi bahan
postingan catatan pada malam hari ini, maklum dah lama gak ngisi catatan akhir pekan,
hehehe :D semoga catatan kecil menjelang tidur ini bermanfaat bagi kita semua…
Fitnah artinya ujian atau cobaan (imtihân,
ikhtibâr); fitnatul mahyâ dan fitnatul mamât adalah dua
kondisi dimana seseorang akan mendapatkan cobaan dunia dan ujian setelahnya di
alam kematian (diantaranya menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur)
sebagaimana dijelaskan Imâm as-Sindi dan al-Qurthubi (lihat Sunan an-Nasâ’i
Bisyarhil Hâfizh Jalâluddin as-Suyuthi wa Hâsyiyatil Imâm as-Sindi 2/57).
Oleh karenanya Rasûlullâh SAW memberikan peringatan, bahwa kehidupan
dunia selalu diuji dengan kenikmatan, sementara untuk mendapatkan kenikmatan
akhirat selalu diuji dengan kepahitan.
حَلاَوَةُ
الدُّنْيَا مِرَارَةُ الأخِرَةِ وَ مِرَارَةُ الدُّنيْاَ حَلاَوَةُ الأخِرَةِ
“Kelezatan
dunia adalah empedunya akhirat, sedangkan kepahitan dunia adalah madunya
akhirat”
(H.R. al-Hâkim dan Ahmad).
Al-Hâfizh Abi Sulaiman Muhammad bin
Abdillâh bin Ahmad bin Zahr ar-Raba’ie (w.379 H.) menuliskan dalam buku “Washayâl
Ulamâ’ ‘Înda Hudlûril Maut” bahwa hadits tersebut pernah disampaikan ulang
oleh Abu Mâlik al-Asy’âri kepada para pengikutnya jelang menghembuskan nafasnya
yang terakhir. (lihat Tahqîq Musthafa’ ‘Abdul Qadier Atha’ hal. 102)
Adapun bagaimana seseorang dapat
menyelamatkan dari kedua fitnah tersebut, Rasûlullâh SAW menyarankan agar kaum muslimin segera berlindung dan tidak
henti-hentinya berdo’a. Bahkan Abu Hurairah Ra.
pernah mengatakan bahwa Rasûlullâh SAW pun
menyebutkan “Apabila kalian telah membaca tasyahhud akhir, hendaklah
berlindung dari empat perkara;
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَ مِنْ
فِتْنَةِ اْلمَحْيَا وَ اْلمَمَاتِ وَ مِنْ شَرِّ فِتْنِةِ اْلمََسِيْحِ
الدَّجَّالِ
“Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka jahannam, dari
adzab kubur, dari ujian kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnah
al-masîhid dajjâl”.
(H.R. Muslim dalam Syarhun Nawâwi
no. 1324)
Dalam Riwayat ‘Âisyah Ra., ada tambahan :
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنَ اْلمَأْثَمِ وَ اْلمَغْرَمِ
Ya Allâh, sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari perbuatan dosa dan kemaksiatan serta menggunungnya utang.
Ketika Rasûlullâh SAW menyebutkan tambahan tadi, seseorang bertanya
kepadanya: Betapa banyaknya engkau menyebutkan agar berlindung dari utang ?,
beliaupun menjawab: bila seseorang mempunyai utang, kalau bicara suka dusta dan
kalau berjanji suka ingkar. (H.R. Muslim dalam Syarhun Nawâwi no. 1325).
Semoga kita terhindar dari fitnah tersebut.
BABI di Hutan juga HIDUP
KERA juga Bekerja
Sumber: Qomaruz Zaman
Kepada para sobat catatan yang beruntung di atas harap segera mengirimkan data diri berupa Nama + Alamat Lengkap+No Hp+ Ukuran Baju via email biep458@gmail.com atau via sms 0852 3555 4237
Terima kasih atas seluruh partisipasi sobat catatan baik secara langsung maupun tidak atas terselenggaranya GA-CAP perdana ini, bagi sobat catatan yang belum beruntung tunggu GA-GA selanjutnya dari Catatan Akhir Pekan.
"Indahnya Hidup dengan Berbagi dan Bermanfaat untuk Sesama"
Langganan:
Postingan
(
Atom
)