Seringkali orang menghindari kartu
kredit karena takut tidak bisa mengontrol diri. Pada saat
berbelanja, semua masuk troli. Dengan anggapan, pembayaran bisa dilakukan
dengan cicilan. Tapi begitu tagihan datang, kita seringkali kaget dengan
jumlahnya dan menjadi kalang kabut. Dikarenakan budget yang dialokasikan untuk
membayar tidak mencukupi. Konsekuensinya ada anggaran kebutuhan yang dikorbankan.
Tentu anda tidak mau seperti. Ada rambu-rambu atau aturan tidak tertulis yang
harus diperhatikan ketika menggunakan uang plastik agar tidak kalap :
Tentukan prosentase pengeluaran
Menurut para perencana keuangan, pinjaman yang
anda lakukan idealnya tidak melebihi 20% dari pendapatan anda. Misalnya
pendapatan anda sebulan 5 juta, maka seharusnya pinjaman yang anda lakukan
tidak lebih dari 1 juta. Dari nilai 1 juta tersebut, tentukan berapa nilai yang
akan dibelanjakan dengan menggunakan kartu kredit. Ingat bahwa ketika anda
membeli barang dengan kartu kredit terdapat bunga yang harus diperhitungkan,
sehingga ketika memperhitungkan harga haruslah harga ditambah bunga.
Tentukan skala prioritas
Bagi anda yang sudah berkeluarga, tentu
pendidikan maupun kebutuhan anak menjadi prioritas pertama. Kebutuhan anak ini,
beberapa bisa disiasati dengan menggunakan kartu kredit. Misalnya anak
membutuhkan sepatu baru. Karena umur ekonomis sepatu lebih dari satu tahun,
tidak ada salahnya anda membeli sepatu buah hati dengan mencicil.
Yang perlu diperhatikan juga dalam skala
prioritas ini adalah tagihan bulan sebelumnya. Ingat bahwa bunga kartu kredit
akan dikenakan secara harian. Maka semakin lama anda membayar akan semakin
besar. Dengan demikian misalnya anda hanya mempunyai anggaran untuk belanja
sebesar 2 juta, kurangi dulu dengan tagihan sebelumnya yang belum dibayar. Sisa
itulah yang nanti bisa anda pergunakan untuk belanja
Tentukan alokasi untuk pembayaran
Selain prosentase pengeluaran, para perencana
keuangan juga memberikan arahan berapa persen idealnya anda membayar tagihan.
Yaitu tidak lebih dari 10%. Hal ini berarti misalnya seperti contoh diatas.
Anda memiliki anggaran belanja sebesar 2 juta. Pendapatan anda bulan berikutnya
adalah 5 juta. Maka pada bulan depan anda hanya boleh membayar tagihan sebesar
500 ribu. Maka dari anggaran belanja 2 juta tersebut, kurangi dahulu untuk
membayar tagihan bulan ini. Misalnya masih tersisa 1,5 juta maka anda hanya
boleh berbelanja dengan kartu kredit sebesar 500 ribu sudah termasuk bunga.
Sisanya 1 juta bisa anda belanjakan secara tunai atau untuk membayar tagihan
lainnya.
Jangan pergunakan kartu kredit untuk menarik
uang
Meskipun kartu kredit ini praktis. Bahkan
ketika tidak punya uang pun tetap bisa berbelanja. Namun jangan pernah tergoda
untuk menggunakan kartu kredit untuk meminjam uang. Saat ini, banyak agen atau
pihak-pihak yang menawarkan tarik tunai melalui kartu dengan mengenakan bunga
kecil. Jangan pernah terjebak. Bunga kartu kredit yang menetapkan adalah pihak
bank.
Apabila pihak agen menawarkan bahwa uang tunai
yang akan anda tarik nantinya akan dikenakan bunga sebagaimana bunga ketika
anda belanja, maka pada prakteknya anda akan membayar beban bunga 2 kali, yaitu
ke bank dan ke agen. Akan lebih mengkhawatirkan bila anda menarik uang tunai
dengan menggunakan kartu kredit secara langsung di mesin ATM. Bank akan
mengenakan bunga pada uang tunai yang anda tarik lebih besar daripada bunga
yang dikenakan atas barang. Karena bunga ini akan dianggap sama dengan pinjaman
di bank.
Setelah membaca tips diatas, tentu akan membuat
para pemegang kartu kredit menjadi semakin mudah untuk
menahan diri dari belanja kalap bukan?