Sejarawan dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahmad Adaby Darban (59) berpulang. Pakar sejarah Islam ini terkena serangan jantung saat hendak berangkat salat Id.
Pak Adaby meninggal dunia, Minggu (6/11/2011) sekitar pukul 07.00 WIB sebelum menjalankan salat Idul Adha di Alun Alun Utara Yogyakarta. Almarhum meninggal karena sakit jantung yang dia derita beberapa waktu terakhir ini.
Almarhum sehari-harinya sebagai dosen dan Ketua Jurusan Ilmu Sejarah, FIB UGM. Dia dikenal sebagai seorang pakar sejarah Islam dan politik serta pernah menjadi dosen teladan UGM.
H. Budi Setiawan mewakili keluarga mengatakan sebelum meninggal, almarhum dari rumah di Kampung Kauman GM I/ 355 Yogyakarta berniat mengikuti salat Idul Adha di Alun Alun Utara yang berjarak sekitar 150 meter dari rumahnya. Almarhum sudah bisa berjalan kaki sendiri dengan bantuan tongkat.
“Sebelumnya lebih banyak menggunakan kursi roda setelah mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Pagi itu saya masih sempat bertemu beliau,” katanya.
Sebelum berangkat mengikuti salat Idul Adha kata Budi, almarhum terkena serangan jantung. Meski sudah dibawa ke RS PKU Muhammadiyah, jiwanya tidak tertolong.
Menurut Budi, meski selama ini menderita sakit, almarhum selalu mengikuti berbagai kegiatan pengajian di Masjid Besar Kauman. Dia juga menjadi pengurus Takmir Masjid Besar Kauman.
Sebelum dimakamkan di Pemakaman Umum Pakuncen Wirobrajan Kota Yogyakarta. Ribuan warga Yogyakarta turut menyalatkan dan melepas kepergian Wakil Ketua Lembaga Pustaka dan Ilmu PP Muhammadiyah.
Almarhum lahir di Yogyakarta 25 Februari 1952. Almarhum meninggalkan seorang istri Hj Indah Kusniati dengan lima orang anak yaitu, Ika Fatikah, Rafiqa Hajar, Ma’rifatul Mujahidah, Ahmad Makky Ar-Rozi, dan Syarifah Hanum.
Turut melepas kepergian almarhum guru besar Sejarah UGM, Prof Dr Djoko Suryo, Ketua PP Muhammadiyah, H.Muhammad Muqoddas, Haedar Nashir, Ketua DPW PPP DIY, Syukri Fadholi, civitas akademik FIB UGM dan warga Muhammadiyah.
[detik.com]
Pak Adaby meninggal dunia, Minggu (6/11/2011) sekitar pukul 07.00 WIB sebelum menjalankan salat Idul Adha di Alun Alun Utara Yogyakarta. Almarhum meninggal karena sakit jantung yang dia derita beberapa waktu terakhir ini.
Almarhum sehari-harinya sebagai dosen dan Ketua Jurusan Ilmu Sejarah, FIB UGM. Dia dikenal sebagai seorang pakar sejarah Islam dan politik serta pernah menjadi dosen teladan UGM.
H. Budi Setiawan mewakili keluarga mengatakan sebelum meninggal, almarhum dari rumah di Kampung Kauman GM I/ 355 Yogyakarta berniat mengikuti salat Idul Adha di Alun Alun Utara yang berjarak sekitar 150 meter dari rumahnya. Almarhum sudah bisa berjalan kaki sendiri dengan bantuan tongkat.
“Sebelumnya lebih banyak menggunakan kursi roda setelah mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Pagi itu saya masih sempat bertemu beliau,” katanya.
Sebelum berangkat mengikuti salat Idul Adha kata Budi, almarhum terkena serangan jantung. Meski sudah dibawa ke RS PKU Muhammadiyah, jiwanya tidak tertolong.
Menurut Budi, meski selama ini menderita sakit, almarhum selalu mengikuti berbagai kegiatan pengajian di Masjid Besar Kauman. Dia juga menjadi pengurus Takmir Masjid Besar Kauman.
Sebelum dimakamkan di Pemakaman Umum Pakuncen Wirobrajan Kota Yogyakarta. Ribuan warga Yogyakarta turut menyalatkan dan melepas kepergian Wakil Ketua Lembaga Pustaka dan Ilmu PP Muhammadiyah.
Almarhum lahir di Yogyakarta 25 Februari 1952. Almarhum meninggalkan seorang istri Hj Indah Kusniati dengan lima orang anak yaitu, Ika Fatikah, Rafiqa Hajar, Ma’rifatul Mujahidah, Ahmad Makky Ar-Rozi, dan Syarifah Hanum.
Turut melepas kepergian almarhum guru besar Sejarah UGM, Prof Dr Djoko Suryo, Ketua PP Muhammadiyah, H.Muhammad Muqoddas, Haedar Nashir, Ketua DPW PPP DIY, Syukri Fadholi, civitas akademik FIB UGM dan warga Muhammadiyah.
[detik.com]
Tidak ada komentar