Mewujudkan Kasih Sayang Pasca Ramadhan
Oleh : Muhammad Furqan Abdullah S. Sy
Teks Khutbah ‘Idul Fitri 1 Syawal 1435 H
Mushalla Musyaahadah - Desa Kuala Secapah, Mempawah Kal-Bar
Teks Khutbah ‘Idul Fitri 1 Syawal 1435 H
Mushalla Musyaahadah - Desa Kuala Secapah, Mempawah Kal-Bar
الله اكبر 7× اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْراً وَالْحَمْدَ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ هَذَ الْيَوْمِ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّياَمَ، وَنَزَّلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّناَتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانَ خَيْرَ نِعَمٍ، اَحْمَدُهُ وَاشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ اِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرَ اْلأَناَمِ .أُصَلِّيْ وَاُسَلِّمُ عَلَى الْقَائِدِ وَالْقُدْوَةِ مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ وَمَنْ جاَهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَقًّ جِهاَدِهِ اِلِى دَارِ السَّلاَمِ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini kita masuki dan kita lewati dalam suasana perpolitikan di Tanah Air yang panas. Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden sudah kita lewati. Kita bersyukur karena sudah ada Presiden dan wakil Presiden yang terpilih. Harapan kita adalah Pemimpin yang baru di Negeri ini dapat menjalankan tugas dengan baik sebagaimana yang dijanjikan dalam kampanye yang telah terlewati. Sebagai warga Negara setiap kita tentu harus menghormati pemimpin meskipun bukan pilihan yang kita kehendaki. Kecintaan kita pada seorang pemimpin tidak boleh sampai menghilangkan daya kritis, namun kebencian kita padanya juga tidak boleh menghilangkan ketaatan. Karena itu, syarat mentaati pemimpin adalah selama perintahnya tidak mengandung kemaksiatan, Rasulullah saw bersabda :
عَلَى الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا اَحَبَّ وَكَرِهَ اِلاَّ اَنْ يُّؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَاِنْ اُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَسَمْعَ وَلاَطَاعَةَ
Kewajiban taat dan patuh bagi seorang muslim (terhadap pemimpinnya) itu dalam hal yang disukai maupun yang tidak disukai selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika ia disuruh berbuat maksiat, maka ia tidak perlu mendengar dan tidak perlu taat (HR. Muslim).
Selain pesta demokrasi yang ada di negri ini, berbagai peristiwa menyedihkan menimpa umat Islam di berbagai belahan dunia. saudara-saudara kita di Gaza-Palestina dibombardir dengan aneka senjata pemusnah oleh tentara-tentara Israel. Tidak sedikit yang menjadi korban, bahkan ratusan orang gugur menjadi syuhada. Masjid, pemukiman, rumah sakit, dan berbagai infrastruktur lainnya pun hancur dan luluh lantak. Betapa sedihnya hati ini, kita menyaksikan tubuh-tubuh bergelimpangan dengan penuh luka mengenaskan, mendengar tangisan bayi dan anak-anak yang memilukan, serta jeritan meminta pertolongan. Namun, tak banyak yang bisa kita lakukan.
Wahai saudara-saudara kami di Gaza, kami berdoa, semoga Allah Swt segera memberikan keselamatan, kekuatan, pertolongan, dan kemenangan untuk Anda.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Berbahagia
Bagi kita sesama anggota masyarakat, salah satu yang harus kita buktikan sesudah Ramadhan berakhir adalah mewujudkan rasa kasih sayang, hal ini karena puasa Ramadhan memang mendidik kita untuk memiliki kasih sayang, bukan permusuhan, bukan pula cacian dan makian. Karenanya ketika ada orang mengajak kita berkelahi dan melakukan penghinaan, maka kita tidak perlu meladeninya, Sebagaimana Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ، فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ “
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Puasa bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum, sesungguhnya puasa adalah menahan diri dari perkataan dan perbuatan kotor, maka jika ada seseorang yang menghina atau berbuat bodoh kepadamu, katakanlah, sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (Shahiih Ibnu Khuzaimah).
Terwujudnya kasih sayang antar manusia merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, karena tidak ada alasan bagi mereka untuk melakukan konflik dan mengembangkan konflik yang ada, karena masing-masing sudah bisa menjalani kehidupan dengan baik dan bijaksana, dan ini tentu ingin dipertahankan. Pada masyarakat yang sejahtera dikembangkanlah rasa kasih dan sayang antar sesama. “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” bukan hanya semboyan indah tanpa realisasi yang nyata dari kita semua.
Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat akan terwujud manakala kita saling sayang menyayangi dengan sesama. Disamping itu keindahan hidup juga bisa dilihat dan dirasakan bila kasih sayang antar sesama menjelma dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak, ada enam hal yang harus diwujudkan sebagai cermin dari saling sayang menyayangi antar sesama kita.
Pertama, saling menghormati sehingga tidak ada prasangka yang menghampiri, tidak mengejek dan mencaci maki, dan tidak memanggil dengan panggilan yang tidak disenangi, tidak mencari aib atau kejelekan saudara atau teman sendiri, dan tidak menggunjing sana-sini.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita wanita-wanita mengolok-olokan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (QS Al Hujurat [49]:11-12).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Kedua, Tolong Menolong, ini merupakan sesuatu yang saling dibutuhkan, sehebat dan sekuat apapun manusia sangat membutuhkan pertolongan atau kerjasama dalam kebaikan, bahkan sedapat mungkin tetap memberi pertolongan meskipun dia sendiri berada dalam kesusahan, dia harus berusaha mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, seperti dalam firman Allah:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”(QS Al Maidah [5]:2).
Di dalam satu hadits, Rasul saw bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas).
Diantara maksud ta’awun dalam kebajikan adalah menghilangkan atau paling tidak mengurangi kesulitan orang lain, bila ini dilakukan, keutamaannya adalah ia akan dihilangkan kesusahannya oleh Allah swt dalam kehidupan di akhirat, bahkan orang yang suka menolong akan mendapatkan pertolongan dari Allah swt, Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya. (HR. Muslim)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ketiga, Saling Memberi Nasihat (taushiyah) sehingga seorang muslim yang hendak melakukan kesalahan akan menginggalkan dan bertobat, dan bila terlanjur salah, maka kesalahan itu tidak sampai menjadi kebiasaan dan membuatnya semakin dekat dengan sang penerima taubat. Oleh karena itu, orang baik membutuhkan nasihat agar ia bisa mempertahankan kebaikan dan menjauhi maksiat, sedangkan orang yang belum baik membutuhkan nasihat agar menjadi baik dan lebih taat, Allah swt berfirman:
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ.
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS Al Ashr [103]:2-3).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Keempat, Melindungi Keselamatan Harta dan Jiwa sehingga adanya seorang muslim akan memberikan ketenangan bagi muslim lainnya, Rasulullah saw bersabda:
أَلْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ الْمُؤْمِنُوْنَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ
Seorang mukmin adalah mereka yang mampu memberikan keamanan bagi mukmin lainnya, baik keamanan diri maupun harta (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Hakim).
Bila sesama muslim secara umum harus saling melindungi, apalagi dengan tetangga. Karena itu, manakala tetangga sampai tidak merasa aman dari keburukan kita, maka Rasulullah saw memvonis kita sebagai orang yang tidak beriman, hal ini karena kita seharusnya bisa melindungi dan memberikan pertolongan kepada tetangga, bukan malah kita berlaku buruk kepadanya, beliau bersabda:
وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ. فَقِيْلَ لَهُ:
مَنْ هُوَ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ أَلَّذِى لاَ يَأْمَنَ جَارَهُ بَوَائِقَهُ
Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman, Demi Allah tidak beriman. Sahabat bertanya: “Siapakah yang tidak beriman?”. Jawab Nabi: “Orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, manakala kita betul-betul tidak bisa berlaku baik kepada tetangga sehingga mereka tidak merasa aman dari keburukan kita, maka ancamannya adalah tidak akan dimasukkan oleh Allah swt ke dalam surga, Rasulullah saw bersabda:
لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنَ جَارَهُ بَوَائِقَهُ
Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya (HR. Muslim).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Kelima, Saling Memaafkan. Manakala seseorang melakukan kesalahan, mungkin saja ia membalas kesalahannya itu, namun balaslah dengan balasan yang setimpal, jangan sampai pembalasan yang melebihi dari kesalahan yang dilakukannya, sedangkan memaafkan kesalahan orang tersebut merupakan sesuatu yang lebih baik, ini merupakan akhlak baik sesama muslim sehingga Allah swt menyiapkan pahala untuknya.
Hal-hal yang diutamakan di dalam Islam berarti memiliki keistimewaan tersendiri dihadapan Allah swt dan Rasul-Nya, karena itu setiap muslim harus berusaha memilikinya, salah satunya adalah memaafkan kesalahan orang lain, apalagi bila ia seorang muslim, Allah swt berfirman:
إِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ. وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَالِكَ لَمِنْ عَزْمِ اْلأُمُوْرِ
Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (QS Asy syura [42]:42-43).
Orang yang berukhuwah dan berkasih sayang tentu saja mudah memaafkan kesalahan orang lain, hal ini karena ia menyadari tidak ada orang yang bersih dari kesalahan. Karena itu, bila seorang muslim bersalah yang menyebabkan tidak ada tegur sapa, maka ia mau memaafkan kesalahan orang lain dan ditunjukkannya dengan bertegur sapa dan memberi salam terlebih dahulu, Rasulullah saw bersabda:
لاَيَحِلُّ لِمُسْلِمِ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِى يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ
Tidak halal bagi seorang muslim tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari malam, yaitu mereka bertemu, lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling, tetapi orang yang paling baik adalah yang paling dahulu memberi salam (HR. Muslim).
Yang Keenam atau yang terakhir dalam mewujudkan masyarakat yang berkasih sayang adalah saling memberi hadiah, karenanya sekecil apapun nilai dari hadiah itu, kita harus melakukan atau menerimanya, Rasulullah saw bersabda:
تَهَادُوْا، فَإِنَّ الْهَدِيَّةَ تَذْهِبُ بِالسَّخِيمَةِ
Saling menghadiahilah kalian karena sesungguhnya hadiah itu akan mencabut atau menghilangkan kedengkian.” (HR. Ibnu Majah)
Bahkan secara khusus, kepada para wanita, Rasulullah saw berpesan:
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ، لاَ تُحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
Wahai wanita-wanita muslimah, jangan sekali-kali seorang tetangga menganggap remeh untuk memberikan hadiah kepada tetangganya walaupun hanya sepotong kaki kambing.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, sudah seharusnya kita kembali dalam suasana perdamaian yang kesemuanya harus dimulai dari keluarga hingga masyarakat dan bangsa. Kedamaian membuat kehidupan bersama menjadi indah, karenanya konflik antar sesama tidak boleh berkepanjangan apalagi bila sebabnya bukan persoalan yang prinsip.
Semoga setelah Ramadhan berakhir, ketaqwaan kita semakin kokoh, kehidupan keluarga dan masyarakat semakin baik, semangat menuntut ilmu semakin besar, dan masjid-masjid terus kita makmurkan sebagaimana mestinya.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ ونَهَيَ النَّفْسَ عَنِ اْلَهوَى فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ اْلمَأْوَى. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أََنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
Allahu Akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.
Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين اللهم انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ اللهم انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فَلِسْطِيْن خُصُوْصًا فِي غَزَة
Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin, ya Allah, tolonglah para pejuang Islam di segala tempat dan masa. Tolonglah mujahidin di Palestina, khususnya di Gaza.,
اللَّهُمَّ ثَبِّتْإِ يمَانَهُمْ وَأَ نْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ لْيَهُودَا وَ إِسْرَآئِل وَشَتِّتْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ اللَّهُمَّ انْصُرْ عَلَى المُجَاهِدِينَ أَعْدَائِنَا وَ أَ عْدَاءَ الدِّين بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ.
Ya Allah, teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan satukanlah barisan mereka, Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan kaum musyrikin, Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka, Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami musuh agama dengan RahmatMu, Wahai Yang Maha Pengasih.
“Ya Hayyu Ya Qayyum, Ya Hayyu Ya Qayyum, Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara, turunkan para Malaikatmu untuk membantu para Mujahidin di Gaza dan Seluruh Palestina, sebagaimana telah kau turunkan ribuan Malaikat di Badar, di Khandaq dan di Tabuk. Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara, ringankanlah penderitaan saudara-saudara kami di Gaza, kuatkanlah terus generasi baru dari antara anak-anak mereka, menjadi generasi yang akan membawa kami pada kejayaan Islam lewat Jihad fii Sabiilillah.
Ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Maha Menatap, wahai Yang Maha Tahu setiap perbuatan dan maksiat, di permulaan syawal ini kami bermunajat kepada-Mu, kiranya Engkau berkenan mengampuni seluruh dosa kami ya Allah. Ampuni sebusuk apapun diri kami, ampuni sebanyak apapun dosa yang melumuri tubuh kami ini, ampuni maksiat yang terang-terangan, maupun yang sembunyi-sembunyi kami lakukan.
Ya Allah, jagalah mata kami, jadikan mata ini menjadi mata, yang akan selalu akrab, dengan ayat-ayatMu. Jangan biarkan mata ini yang membuat hati kami mati. Ya Allah, lindungilah pendengaran kami, jadikan telinga kami menjadi telinga yang selalu rindu, mendengar kebenaranMu, telinga yang selalu rindu mendengar namaMu.
Ya Allah, jagalah lisan kami, dari segala kebohongan yang dapat kami ucapkan, ampuni seandaiya lisan ini sering melukai hti ibu bapak kami. Ampuni jikalau dari lisan ini banyak orang yang tersakiti.
Rabbi, jadikan mulut kami ini menjadi mulut yang selalu bersih dari kata dusta, lisan yang selalu basah menyebut namaMu, lisan yang menjadi cahaya ilmu bagi hamba-hambaMu, lisan yang Engkau ijabah doa-doanya.
Ya Allah, karuniakan kepada kami ampunan atas maksiat hati kami, ampuni jikalau kami sering berbuat takabur, jikalau hati ini sering menghina dan merendahkan hamba-hambaMu, ampuni jikalau kami sering riya’ ya Allah, ampuni jika kedengkian masih bersemayam dihati ini.
Duhai Allah, hanya Engkau Yang Maha Tahu kapan hidup kami berakhir, jadikan umur yang tersisa ini, bisa membahagiakan ibu bapak kami, golongkan sisa umur ini, bisa menjadi jalan kebahagiaan, kemuliaan bagi ibu bapak kami ya Allah, ya Allah jadikanlah kami anak-anak yang sholeh yang mudah mengalir dari lisan kami do’a untuk kedua ibu Bapak kami. Allahummaghfirlana waliwalidaina warhamhuma kama rabbayana soghira. Ya Alllah, jadikan umur yang tersisa ini, bisa membangun rumah tangga yang sakinah, bisa menjadi orang tua atas anak-anak kami yang sholeh dan sholehah, menjadi hambaMu yang penuh manfaat.
Ya Allah, setelah Ramadhan ini, jangan biarkan lagi kami diperbudak nafsu, jangan biarkan hidup kami ditipu oleh dunia ini, jangan biarkan kami diperdaya oleh syahwat, jangan biarkan kami terjerumus karena amarah, karuniakan kepada kami hidup penuh kemuliaan dengan cahaya ilmuMu ya Allah, karuniakan kepada kami para pemimpin yang berilmu, para pemimpin yang adil, para pemimpin yang sholeh, yang dapat membimbing kami mulia dunia akhirat.
Ya Allah, andai suatu saat hidup kami berakhir, akhirkanlah kami dalam husnul khotimah, Allahumma inna nasaluka taubatannasukha, wataubatan qoblal maut, warohmatan ‘indalmaut, wa maghfirotan ba’dalmaut. Allahumma inna nasaluka khusnul khotimah, wana’udzubika min suilkhotimah.
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Ya Allah, terimalah ibadah puasa kami, shalat fardhu kami, shalat tarawih kami, shalat witir kami, shalat tahajjud kami, wudhu kami, ruku’ dan sujud kami, khusyu’ kami, dzikir kami, bacaan al-Qur’an kami. Kami sadar, ya Allah, semua ibadah yang kami lakukan jauh dari sempurna. Hanya sebatas itu, ya Allah, kemampuan iman kami. Tapi kami memohon kepadaMu, dengan sepenuh kerendahan dan sepenuh pengharapan kami, terimalah itu semua, ya Allah. Ridho-Mu, ya Allah, hanya ridho-Mu-lah yang kami harapkan melingkupi diri kami, keluarga kami, orang tua kami, saudara-saudara kami, masyarakat kami, negara kami.
Ya Allah, sampaikanlah kami di bulan Ramadhan yang akan datang, sehingga kami berkesempatan untuk memperbaiki kembali kekurangan-kekurangan kami.
ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ولذِكرُاللهِ اكبر
Dok. Panitia Idul Fitri 1432 H |