Ads-728

Cat-1

Cat-2

Cat-3

Cat-4

01/09/13 - 01/10/13

Agra City - Ibarat kata pepatah tak lengkap rasanya bila ngopi dipagi hari tanpa ditemani gorengan (apa hubungannya.... bodo amat... ) begitupula ketika mendapat kesempatan #TripToIndia tanpa mengunjungi Kota Agra dimana sang Taj Mahal berada yang menjadi legenda di seluruh dunia, terutama penggemar Bollywood seperti ane, hehehe :D #Bollymania. Agra menjadi kota yang wajib dikunjungi oleh para turis bila berkunjung ke negri bang Shahrukh Khan ini. Letaknya pun sangat strategis dan tak jauh dari New Delhi ibukota India, kurang lebih hanya sekitar 200 KM saja.

Selain karena ada Taj Mahalnya disini juga terdapat beberapa tempat wisata laiinya seperti Red Fort, Itmad-Ud-Daulah’s Tomb atau dikenal dengan Baby Tomb, Fatehpur Sikri, dan lain-lain, namum mereka kalah pamor dengan si manis Taj Mahal.. hahaha :D Kota Agra juga unik karena disini adalah salah satu tempat pertemuan budaya Hindu dan Islam yang menghasilkan agama Sikh , bangunan sucinya menyerupai masjid, namun bukan Islam.

Seperti para turis yang lain, ane memasukkan kota Agra di salah satu agenda perjalanan #TripToIndia kali ini. Dengan menggunakan kereta Mfp.St. Express ane berangkat dari Lucknow pukul 10.25 waktu setempat dan tiba di Agra Station Pukul 17.00 juga waktu setempat.. (wahaha : D masa WIB... he :D)  Wah ternyata di Agra lagi musim dingin suhunya terasa menusuk tulang dan agak mengganggu perjalanan ane karena ane tidak mempersiapkan baju yang pas untuk temperatur kurang dari 10′C ini. Kirain sama panasnya ama indonesia.. :)
Ketika melangkahkan kaki tuk keluar dari stasiun, ane telah disambut puluhan, bahkan ratusan (#MulaiLebay) supir tuktuk yang menawarkan jasa mengantar ke hotel atau kemana saja, yang penting dalem kota, kalo mau keluar kota mending cari jasa angkut lainya.. he :D meraka menawarkan keliling kota melihat obyek wisata di Agra dan sekaligus berbelanja souvenir-souvenir yang tersedia hampir di seluruh pojok kota, dengan harga murah meriah dan sangat menggoda, jadi inget jogja.. :D Para supir tuktuk bakal menawarkan harga murah kalo kita pergi berbelanja, karena mereka mendapatkan persenan dari yang punya toko jika kita berbelanja disana, tak jauh beda dengan tukang becak Jogja yang rela dibayar Rp. 5.000,- untuk keliling Malioboro dan pusat-pusat belanjaan asal kita banyak belanjanya.. hehehe :D

Bagi sobat catatan yang senang belanja, sobat bisa mengunjungi  pasar tradisional yang ada di Agra seperti Pasar Sadar Bazaar, Raja Ki Mandi Bazaar maupun Sanjay Bazaar yang menyediakan oleh-oleh dan lainya dengan harga Backpacker.. he :D

Seperti biasa ketika sampai di suatu kota yang ane kunjungi, hal pertama adalah mencari penginapan yang telah di pesan via bu' Maya apalagi kalo bukan www.agoda.web.id, selain ane ada voucher bunus juga bisa dibayar via paypal.. he :D Walau dengan harga yang relatif murah bila dibanding dengan kota lain, hotel yang ane tempati kali ini ternyata cukup wah.... Mewah dengan kartu elektronik dan semua hal serba otomatis. Namun Sayangnya hotel yang berada di westbank ini terletak di pinggiran kota. Daerah turis yang cukup ramai ada di sekitar Big Bazaar, tapi ngak apa-apa lah,  nikmati aja, jangan terlalu menyesali apa yang telah terjadi. #TetapBersyukur

Keesokan harinya, ane bernegosiasi kepada abang tuktuk, agar membawa ane keliling kota Agra dan alhamdulillah mendapatkan harga 500 Rupee atau setara kurang lebih Rp. 90rb-an  untuk berkeliling kota ke beberapa obyek terkenal di Agra  selama seharian. Lumayan lah.. hehe :D dan alhasil ane bisa mengunjung Taj Mahal dan Kawan-Kawan.. hehe :D 

Setelah melewati puluhan pedagang souvenir dan melewati pintu masuk yang  ada di South Gate dan tak lupa membayar 750 rupee akhirnya ane bisa melihat langsung Taj Mahal... T-T #Terharu
Setelah berkeliling di Taj Mahal ane kemudian ke Agra Fort, atau lebih dikenal dengan Red Fort karena dominasi warna bangunanya Merah (ya iyalaaah.... masak warna hitamm hahaha :D) Tiket: 250 rupee.
Itmad-Ud-Daulah’s Tomb atau dikenal dengan Baby Tomb. Bangunan ini merupakan 'versi kecil’ dari Taj Mahal, dan bisa jadi ini adalah anak dari istrinya bang Taj Mahal makanya dibilang Baby... he :D #MulaiNgawur
Setelah merasa capek dan akhirnya terpuaskan dengan ketiga tempat wisata di atas, ane meminta abang supir tuktuk untuk membawa ane ke pusat oleh-oleh. Ane membeli Gems, Banana Saree (Kain sari dengan pewarna dari pisang) dan beberapa oleh-oleh laiinya yang dijual cukup dan bisa dikatakan sangat murah bila di banding dengan Indonesia.. hehehe :D

Tak terasa sudah menjelang malam, ane kembali ke hotel dan langsung merebahkan badan di atas kasur, tanpa mandi lagi.. (jorrrrookkkkk.... #BodoAmat) hahaha :D Tak berapa lama ane langsung terlelap tak sadarkan diri lagi..

Sayup-sayup terdengar suara Adzan dari kejahuan..
"Allahu Akbar... Allahu Akbar...."
"Allahu Akbar... Allahu Akbar...."
Dalam hati ane bergumam "Kan sekarang lagi di India, koq ada suara Azdan sich ??" lalu ane memaksakan diri sambil melihat disekeliling. Terlihat peta Asean di dinding, rak buku, dan monitor LCD LG serta beberapa aksesoris yang tak asing bagi ane.. Ini sich di kamar Ane... hehehe :D Wahahaha :D Ternyata #TripToIndia nya cuma bunga tidur ane malam ini, pantes koq ane ketemu juga ama Anuskha Sharma dan Katrina Kaif ketika di India tadi.. he :D Mungkin ini karena ane terlalu banyak mengkhayal untuk melakukan #TripToIndia setalah selesai #TripToAsean, semoga mimpi dan Khayalan ini bakal segera terwujud. Karena tak ada yang tak mungkin bagi seorang yang senang bermimpi, kemudian segera bangun untuk mewujudkannya... #SokBijak
Anuskha Sharma Vs Katrina Kaif
Sumber dan koleksi foto : Bang Oryza Irwanto
Masjid Selat Melaka
Menikmati jempot-jempot (olahan gorengan dari buah pisang), cempedak goreng serta berbagai macam aneka gorengan lain khas Melaka dan tak ketinggalan segelas es teh tarik yang begitu maknyusssss.. hehe :) menambah serunya perjalanan kali ini. Masih bersama Ayah Hasan dan keluarga baru tercinta, kami menyusuri protokol-protol jalan raya menuju kembali ke pusat kota Melaka, lalu berbelok ke arah Masjid Selat Melaka yang terletak di Tepi Pantai Selat Melaka. Semilir angin menyambut kedatangan kami sore ini, seakan memberi salam kepada para pendatang yang hadir berkunjung di tempat ini.. :) 

Masjid ini diresmikan pada tanggal 24 November tahun 2006 oleh Yang di-Pertuan Agung Tuanku Syed Sirajuddin Syed Putra Jamalullail. Pemabangunan masjid ini menelan biaya sekitar 11 juta ringgit. Keunikan Masjid Selat Melaka ini adalah jika air laut pasang, maka Masjid ini seakan-akan mengapung di atas air, sehingga masyarakat setempat juga mngenalnya dengan sebutan Masjid Terapung,.. Mantabs.. !! berikut beberapa momen yang terabadikan ketika mengunjungi Masjid Selat Melaka.
Menara Masjid
Masjid Selat Melaka Tampak dari Depan
Pintu Selatan
Teras Selatan Masjid
Ayah, Ibu dan I-Am
Demikian wisata terakhir ane di bumi Melaka-Malaysia, karena besoknya ane harus melanjutkan perjalanan kembali ke kota Gajah... He :D Sampai ketemu di Bangkok.. he :)

Bersambung...
~Malaka -LCCT-Bangkok~
Catatan Trip Sebelumnya
Tarif Baru Kereta Ekonomi AC Stasiun Lempuyangan Yogyakarta 
PENGURANGAN SUBSIDI BBM
Untuk lebih Berpihak Kepada Peningkatan Pelayanan Transportasi Rakyat
Pemerintah Memberikan Subsidi Kepada Para Pengguna Jasa Kelas Ekonomi

Sobat Catatan... Begitulah pengumuman yang ane temukan di Stasiun Lempuyangan beberapa hari lalu, sebenarnya info ini telah ane dengar dari temen ketika pulang dari #TripToAsean kemaren, ane terkejut juga mendengarnya karena sebelumnya tiket untuk kereta Ekonomi AC lumayan mahal, untuk tujuan luar kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya berkisar antara Rp. 100.000 - Rp.110.000, namun kini kita kembali bisa menikmati Ekonomi AC ini dengan harga 50% lebih murah dari harga sebelumnya, untuk lebih jelasnya sobat catatan bisa lihat tarif dan rutenya di bawah ini:

Jurusan Yogyakarta - Jakarta
Nama Kereta : PROGO
Tarif/Ongkos : Rp. 50.000,-
Stasiun Keberangkatan : Lempuyangan
Tujuan Terakhir : Pasar Senen
Waktu Perjalanan : 15.30 - 23.49
Stasiun Pemberhentian : 
- Wates  [15.58]
- Kutoarjo  [16.27]
- Kroya  [17.48]
- Purwokerto  [18.30]
- Cileduk  [20.15]
- Cirebon Perujakan  [20.47]
- Jati Negara  [23.37]
- Pasar Senen  [23.49]

Nama Kereta : Gaya Baru Malam Selatan
Tarif/Ongkos : Rp. 55.000,-
Stasiun Keberangkatan : Lempuyangan
Tujuan Terakhir : Stasiun Kota
Waktu Perjalanan : 17.04 - 02.14
Stasiun Pemberhentian : 
- Kutoarjo  [18.05]
- Purwokerto  [19.52]
- Cileduk  [21.59]
- Cirebon Perujakan  [22.44]
- Jati Negara  [01.42]
- Pasar Senen  [01.54]
- Jakarta Kota  [02.14]

Nama Kereta : BENGAWAN
Tarif/Ongkos : Rp. 50.000,-
Stasiun Keberangkatan : Lempuyangan
Tujuan Terakhir : Tanjung Periok
Waktu Perjalanan : 16.33 - 01.19
Stasiun Pemberhentian : 
- Wates  [17.01]
- Kutoarjo  [17.32]
- Gombong  [18.19]
- Purwokerto  [19.20]
- Cirebon Perujakan  [21.49]
- Jati Negara  [00.41]
- Pasar Senen  [00.53]
- Tanjung Periok  [01.19]
Jurusan Yogyakarta - Bandung
Nama Kereta : KAHURIPAN
Tarif/Ongkos : Rp. 50.000,-
Tujuan Terakhir : Stasiun Kiara Condong
Waktu Perjalanan : 19.10 - 04.36
Stasiun Pemberhentian : 
- Kutoarjo [20.05]
- Kawunganten [20.59]
- Sumpiuh [22.05]
- Maos [23.35]
- Sidareja [00.03]
- Banjar [00.31]
- Ciamis [00.51]
- Tasikmalaya [01.27] 
- Ciawi [01.51]
- Ciepeundeuy [02.19]
- Cibatu [02.48]
- Kiara Condong [04.36]

Nama Kereta : PASUNDAN
Tarif: Rp. 55.000,-
Tujuan Terakhir : Stasiun Kiara Condong
Waktu Perjalanan : 13.36 - 22.22
Stasiun Pemberhentian : 
- Kutoarjo [14.32]
- Kawunganten [14.55]
- Sumpiuh [15.44]
- Maos [16.16]
- Sidareja [17.08]
- Banjar [17.49]
- Ciamis [18.21]
- Tasikmalaya [18.52] 
- Ciawi [19.23]
- Ciepeundeuy [19.52]
- Cibatu [20.59]
- Kiara Condong [22.22]
Jurusan Yogyakarta - Purwokerto
Nama Kereta : LOGAWA
Tarif/Ongkos : Rp. 50.000,-
Stasiun Keberangkatan : Lempuyangan
Tujuan Terakhir : Purwokerto
Waktu Perjalanan : 14.24 - 17.49
Stasiun Pemberhentian : 
- Kutoarjo  [15.32]
- Kebumen  [16.04]
- Karang Anyar  [16.28]
- Gombong  [16.38]
- Sumpiuh  [16.55]
- Purwokerto  [17.49]

Jurusan Yogyakarta - Surabaya
Nama Kereta : PASUNDAN
Tarif/Ongkos : Rp. 55.000,-
Stasiun Keberangkatan : Lempuyangan
Tujuan Terakhir : Stasiun Gubeng
Waktu Perjalanan : 13.43 - 19.55
Stasiun Pemberhentian : 
- Solojebres  [14.43]
- Walikukun  [15.33]
- Madiun  [16.11]
- Nganjuk  [17.15]
- Sembung  [18.03]
- Kertosono  [18.19]
- Mojekerto  [18.43]
- Krian  [19.22] 
- Gubeng Surabaya  [19.55]

Nama Kereta : Gaya Baru Malam Selatan
Tarif/Ongkos : Rp. 55.000,-
Stasiun Keberangkatan : Lempuyangan
Tujuan Terakhir : Stasiun Gubeng
Waktu Perjalanan : 20.52 - 01.50
Stasiun Pemberhentian : 
- Solojebres  [21.42]
- Seragen  [22.17]
- Madiun  [23.18]
- Jombang  [00.41]
- Mojekerto  [01.07]
- Gubeng Surabaya  [01.50]
Nah Sobat Catatan.. Demikian tarif dan rute kereta api ekonomi AC terbaru dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta, semoga infonya mempermudah sobat untuk berpergian ke luar kota.. Have Nice Trip.. :) & Happy Traveling.. :D
Ikon Surabaya - Sebelum melanjutkan cerita #TripToAsean, ane ingin sedikit membicarakan tentang kota Pahlawan, yang ane kunjungi beberapa hari ini, dan yang dibahas kali ini adalah tentang ikon yang menjadi ciri khas kota Surabaya. Sobat Catatan  tau apa saja yang menjadi ikon ibu kota Jawa Timur ini ? mari kita bahas bersama.. hehehe :D

Setiap daerah terkadang mempunyai nama dan ikon tersendiri yang menjadikan daerah tersebut berbeda dan mudah diingat oleh para pengunjung, seperti kota Jogja dikenal dengan kota Gudeg, kota Pelajar dan memiliki beberapa ikon yakni Malioboro, Tugu Jogja dan beberapa ikon lainya. Selain kota Jogja adapula kota Semarang yang dikenal dengan sebutan kota Lumpia, kota Atlas yang memiliki ikon: Kota Tua, Lawang Sewu dan lain-lain. Tak jauh berbeda dari dua kota tersebut, Surabaya juga memiliki beberapa sebutan, salah satunya yakni Kota Pahlawan  karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kota Surabaya juga memiliki beberapa ikon, penasaran ? apa aja ikonnya ? yuk lihat catatan pengantar tidur malam terakhir di kota Pahlawan.. he :D

1. Tugu / Monumen Suro dan Boyo
Sudah tak bisa terbantahkan lagi bahwa tugu atau monumen yang terletak di depan pintu masuk kebun binatang Surabaya menjadi ikon kota ini, tugu yang menggambarkan pertempuran antara hiu (suro) dan buaya (boyo) yang juga menjadi cikal-bakal nama kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, dengan jumlah penduduk mencapai 3 juta jiwa. Berdasarkan prasasti yang ada di depan tugu, diketahui bahwa tugu ini diresmikan pada Jum'at pahing 3 Juni 1988 oleh Bapak dr. H. Poernomo Kasidi yang menjabat sebagai Wali Kota pada waktu itu.
Tugu / Monumen Sura ing Baya yang baru selesai diperbaharui warna dan tamannya.
2. Jembatan Suramadu (Suramadu Bridge)
Jembatan penghubung antara kota Surabaya dan pulau Madura ini menajdi ikon baru kota pahlawan yang diresmikan oleh bapak presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 4 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 10 Juni 2009. Setelah selesai dibangun dan diresmikan, jembatan ini langsung menjadi ikon dan kebanggan tersendiri bagi warga Surabaya. Memiliki panjang 5.438 Meter menjadikan jembatan ini menjadi jembatan terpanjang yang ada di Indonesia untuk saat ini. 
Penampakan Jembatan Suramadu pada malam hari. Sumber Gambar: Disini
Tak sedikit pengunjung menyempatkan diri untuk melihat langsung jembatan ini secara dekat sekaligus mengabadikan momen untuk bernarsis-ria di atas jembatan ini, walaupun pada dasarnya berhenti di atas jembatan ini dilarang dan polisi selalu berpatroli mondar-mandir di atas jembatan, namun hal ini kayaknya tidak menyurutkan hati para pengunjung untuk tetap memantapkan niatnya agar bisa bernarsis-ria di atas jembatan, termasuk salah satu pengunjung yang bandel adalah ane sendiri... hehehe :D
Buronan POLANTAS Jembatan Suramadu:
Salah seorang pengendara motor yang tertangkap CCTV saat berhenti di atas Jembatan Suramadu :D
3. Komandan BlogCamp / Pak Dhe Cholik
Selain kedua ikon di atas, kayaknya belum afdhal  jika berkunjung ke Surabaya namun tidak bertemu dan bersilaturrahmi dengan sang komandan BlogCamp, khususnya para blogger.. hehehe :D Siapa sich yang nggak kenal dengan ikon yang satu ini ? he :D Alhamdulillah pada malam ini, Senin tanggal 23 September 2013 ane dipertemukan kembali dengan Sang Komandan di rumah beliau, karena sebelumnya ane juga sudah pernah KopDar bareng beliau namun di Jogja. Dan alhamdulillah juga selain bisa bertemu beliau ane juga bisa bertemu dengan kang Insan Robbani, mbak Yuni + mas Rinaldy dan si Mrs. gingsul Niar Ningrum.. hehehe :) Makasih untuk semua, ditunggu hasil sesi photo barengnya... hehehe :D

Catatan: Jika ada info/penjelasan yang keliru mohon untuk diluruskan, hehehe :D Silahkan komen di bawah, terima kasih hehe :D

Prasasti Sumur Hang Tuah
Perigi / Sumur Hang Tuah - Perjalanan kali ini terasa berbeda dari sebelumnya, karena kali ini ane tidak sendiri lagi, namun ditemani keluarga baru  yang sebelumnya ane ceritakan. Sore ini ane diajak Ayah untuk mengelilingi komplek Hang Tuah sekaligus melihat langsung Sumur Hang Tuah, atau masyarakat setempat menyebutnya dengan Perigi Hang Tuah. Sumur Hang Tuah konon digali sendiri secara manual oleh Hang Tuah dengan ukuran yang tidak terlalu besar seperti sekarang. Dari dulu sampai sekarang air sumur ini tidak pernah habis, walau pada musim kemarau panjang sekalipun. Airnya jernih dan dianggap suci oleh masyarakat setempat karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. makanya masyarakat mengkeramatkan sumur ini, dan ada juga yang mengatakan bahwa sumur ini adalah Sumur Zam-Zam-nya masyarakat Melaka. hehe :D
Sumur ini terletak di desa Duyong, tidak berapa jauh dari desa Semabok rumah Ayah, jadi hanya beberapa menit perjalanan kami sudah sampai. Walau jam di handset telah menunjukkan pukul 16:12 waktu setempat, suasana masih terasa begitu panas dan menyengat, tetapi tidak mematahkan semangat kami untuk tetap berkeliling di komplek ini. :) Suasana pada saat itu agak sepi karena bukan hari libur, walaupun begitu disana tetap ada beberapa pelancong yang datang terutama dari masyarakat setempat atau penduduk lokal dan warga negara Malaysia yang datang dari luar kota Melaka. 
Perigi / Sumur Hang Tuah
Setelah menikmati kesegaran Air dan berwudhu dengan air sumur Hang Tuah, Ayah mengajak mampir sebentar di kios acsesoris/cindramata yang menjual oleh-oleh khas Melaka yang masih buka, karena kebanyakan pada tutup dikarenakan bukan hari libur atau akhir pekan, beliau membelikan ane satu set gantungan kunci khas Melaka sebagai oleh-oleh dan kenangan katanya..  Alhamdulillah... Terimakasih sekali lagi Ayah... :)
Di sekitar Sumur Hang Tuah saat ini dibangun berbagai  macam tempat sebagai sarana untuk masyarakat dan pengunjung, seperti Gor olahraga (sukan), Museum serta bangunan lainya. Sayangnya saat itu ane keasyikan ngobrol sama Ayah sehingga tak sempat untuk bernarsis-ria dan mengabadikan beberapa momen di komplek Sumur Hang Tua, dan pada saat itu si CamDig dibawa oleh I-Am (cucu Ayah) yang baru berumur 3 tahun-an, yang hobynya ternyata jeprat-jepret.. hehehe :D Ini beberapa hasil bidikan I-Am menggunakan CamDig ane selama mengelilingi komplek Sumur Hang Tuah.


Sekilas Tentang Hang Tuah
Oh ya Sobat Catatan.. Dari tadi kita sebut terus om Hang Tuah (hahaha :D sejak kapan jadi ponakan Hang Tuah) BTW   udah pada tau belum siapa tu si om Hang Tuah ?? haha :D Ayooo.. Kasi tau nggak yaaachhhh ... ?? #Kambuh #MulaiLebay :D

Hang Tuah adalah salah satu pendekar dari 5 sekawan (Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu) yang hidup pada masa kesultanan Melaka di abad ke 15. Mereka berlima berhasil mengusir dan menghabisi para penjahat yang menguasai desa mereka pada saat itu, sehingga raja memilih mereka untuk bekerja di istana. Hang Tuah juga merupakan seorang pelaut yang handal dengan pangkat Laksamana, beliau dinobatkan sebagai seorang petarung yang hebat baik di daratan maupun di lautan yang ditakuti lawan namun disegani kawan. Dari prasasti sumur Hang Tuah diceritakan pula, bahwa beliau bearasal dari daerah Sumatera Timur, karena disana juga terdapat sumur yang serupa dengan sumur yang ada di desa Duyong ini, sehingga ada yang mengambil kesimpulan bahwa Hang Tuah berasal dari Sumatera dan merantau sampai ke negeri Melaka, tapatnya di Sungai Duyong. Wallahulam bissawab...   :D

Setelah pusing-pusing komplek Sumur Hang Tuah, kami melanjutkan perjalanan menuju Masjid Selat Melaka, tapi sebelumnya kami mampir dulu di warung yang tak jauh dari komplek Sumur Hang Tuah untuk melepas dahaga sambil menikmati gorengan dan kueh-mueh khas Melaka.
Sederhana namun mempesona dan menggoda SELERA haha :D
Keterangan Harga :
-Teh 'O' Ice /Teh Kosong Ice (Es Teh) = 1,00 Ringgit (Rp. 3.400,-) 
-Teh Ice /Teh Tarik Ice (Es Teh+Susu) = 1,20 Ringgit (Rp. 4.080,-)
Gorengan / Kueh-Mueh
-Besar (Pisang/Ubi/Kroket) = 0,30 Ringgit = (Rp. 1.020,-)
-Kecil (Cempedak/Jempot-Jempot Mini) = 0,20 Ringgit (Rp. 680,-)

Bersambung...
- Pesona Masjid Selat Malaka
Catatan Trip Sebelumnya
Keluarga Melaka - Ketika menyusuri keindahan Sungai Melaka yang menjadi saksi bisu keindahan bangunan-bangunan bersejerah, tiba-tiba Handset (HaPe) ane berdering dan terlihat di layar
"Ayah Melaka Memanggil..."
Kemudian terjadi beberapa percakapan antara ane dan Ayah:

Ayah: "Assalamualaikum.."
Ane: "Wa'alaikumussalam"
Ayah: "nak Furqan kat mane sekrang"
Ane: "sekarang saye di sekitar Muzium Samudra Ayah..."
Ayah: "anak bersame siape? sendri ape rombongan ?"
Ane: "sendirian je Ayah..."
Ayah: "Nape tak cakap dari awal ke Melake sendiri, kan ayah bise langsung jemput"
Ane: "takut ngerepotin ayah"
Ayah: "tak payah lah, senang je.. oke tunggu sekejap, Ayah jempot sekrang kat sane, usah nak kemane2 dulu ye.. Assalamualaikum.."
Ane: Wa'alaikumussalam...

Ayah Hasan.., Seorang bapak yang tinggal di daerah Semabok-Melaka, tapi ane lebih kenal dengan sebutan Ayah Melaka. Dulu beliau merupakan Ayah angkat dari abang ane Muhammad Ihsan dalam program pertukaran Pemuda Melayu Serumpun yang di adakan di kota Melaka, dan abang ane salah satu pemuda yang terpilih untuk mengikuti program tersebut untuk menjadi duta dari Indonesia perwakilan wilayah Kalimantan Barat beberapa tahun silam ketika beliau menjadi Presiden Anak Kalimantan Barat. Berawal dari sinilah keakraban terjadi antara keluarga ane dan keluarga Ayah di Melaka, walau ane belum pernah berjumpa langsung dengan Ayah selama ini dan membuat ane sedikit sungkan untuk bertemu, namun abang ane bersikeras menyuruh ane untuk ketemu beliau. Dan tadi pagi sebelum meninggalkan Hotel, ane menyempatkan diri untuk sms beliau mengabarkan bahwa saat ini ane berada di Kota Melaka.

Alhamdulillah tak berapa lama setelah menghubuni ane, Ayah bersama Ibu dan kedua cucunya telah tiba di parkiran seberang Muzium Samudra, yang ane ketahui setelah beliau menghubungi ane kembali. Ayah dan keluarga sangat ramah dan antusias sekali menyambut kedatangan ane di kota Melaka ini, dan ane mulai merasakan kehangatan serta kabaikan beliau sekeluarga... (Terima kasih ya Allah engkau mempertemukan ane dengan keluarga Ayah Hasan...) Setelah berbincang-bincang dan beliau agak sedikit kecewa karena ane tak menghubunginya beliau dari awal dan ane lebih memilih menginap di Hotel.. hehehe :D Sorry Ayah... he :D Beliau langsung mengajak ane untuk ke rumahnya dan memaksa untuk menginap dulu walau hanya satu malam saja, dan ini ajakan yang sulit ane tolak, dan akhirnya ane memutuskan untuk stay satu malam lagi di Melaka dan meng-cencel agenda di Kuala Lumpur, lagian penerbangan ane ke Bangkok sore, jadi gak terlalu terburu-buru juga kalau berangkat dari Melaka.. hehe :D

Sebelum langsung pulang ke rumah beliau, kami mampir dulu sejenak di rumah makan "Asam Pedas Medan Selera Semabok", wah... ane terasa pulang kampung ketika menikmati Asam pedas kepala ikan, sambal tempoyak dan lalapan... luaaaaaar biasaaa... Maknyuussss... he :D kalo di tempat ane bilang Bedenceeeeess...ces... :) rasa kepingin nambah lagi, tapi berhubung agak sedikit jaim depan keluarga baru, jadi ane batalin niatnya untuk nambah lagi.. hehehe :D

Kolam Ikan @ Rumah Ayah Hasan
Setelah menikmati hidangan, kami langsung pulang ke rumah yang ternyata tidak begitu jauh dari rumah makan tersebut. Sesampainya di rumah ane langsung istirahat sejenak di pendopo dan ngobrol dengan Ayah sambil menikmati buah rambutan dan mangga,  hasil pohon sendiri yang ada di sekeliling rumah.. Mantabs...  Ane merasa sangat betah di rumah Ayah, walau agak jauh dari perkotaan, namun suasana disini enak sekali, rumah yang sangat asri, berbagai macam bunga ada di halaman, ditambah berbagai macam pohon buah serta tak ketingglan ada kolam ikannya. SEMPURNA... he :D Dan yang lebih penting dari semua itu adalah sambutan dari keluarga besar Ayah yang luar biasa ramah, serasa pulang kampung halaman sendiri... Alhamdulillah...

"Sudah pusing-pusing kemane je tadi ?" tanya Ayah ketika berbincang di pendopo
"di sekitar kote Melaka aja Ayah, dan menyusuri Sungai Melaka" jawab ane
"bararti belum ke Perigi Hang Tuah kan ?"
Sambil nyengir kemudian ane menjawab "belum ayah"
"Oke, kalo gitu nanti sore ayah hantar pusing-pusing di Perigi Hang Tuah, sekalian kite ke Masjid Selat Melake, sekarang istirahat dulu.."

Wah.. Alhamdulilah ane dapat objek wisata tambahan lagi, Perigi (Sumur) Hang Tuah dan Masjid Selat Melaka yang terletak di tepian pantai Selat Melaka... 
Bagaimana kisah selanjutnya ?? nanti kita sambung lagi ya sob.... hehe :)

Intinya ane bersyukur sekali dan sangat bahagia bisa dipertemukan dengan keluarga baru yang ada di Kota Melaka ini, karena pada hakikatnya KELUARGA bukan hanya diikat oleh darah, tapi juga rasa KASIH SAYANG yang tulus apa adanya.. :)
Bersama Keluarga Baru Mengunjungi Masjid Selat Melaka
Terima Kasih Ayah.... Terima Kasih Ibu.... :)
Bersambung...
Objek/Tempat Wisata Melaka - Hari kedua di kota Melaka ane melangkahkan kaki untuk menyusuri Stadthuys dan beberapa bangunan bersejarah lainya sekaligus menyusuri Sungai Melaka. Banyak sekali objek / tempat wisata yang bisa kita kunjungi di sekitar sini, karena kota Melaka merupakan Kota Sejarah yang terdaftar dalam UNESCO World Heritage Site sejak 7 Juli tahun 2008 silam. Adapun bangunan sejarah yang ada antara lain:

1. Stadthuys – Bangunan Merah
Menara Jam – Stadthuys
Komplek ini terletak di tengah kota Melaka dan menjadi tempat pemberhetian bus ane tadi malam, sebagian besar bangunan disini berwarna merah, makanya masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan Bangunan Merah. Dulunya komplek ini merupakan sebuah tempat pemerintahan Gubernur Belanda, kemudian pernah dijadikan sekolah dan sekarang menjadi Museum Sejarah dan Etnografi, Galeri Laksamana Cheng Ho, Museum Sastera, Museum Pemerintahan Demokrasi, dan Museum Yang Di-Pertua Negeri Melaka. Komplek ini adalah bangunan Belanda tertua se Asia Tenggara yang masih difungsikan hingga sekarang.

2. Christ Church Melaka
Gereja ini merupakan gereja Protestan tertua yang ada di Negara Malaysia, dibangun sejak 1741 dan selesai pada 1753, dan masih digunakan oleh warga Melaka yang beragama Protestan hingga kini.
Bekat bantuan turis yang ada di lokasi, akhirnya bisa Narsis di depan Christ Church.. hehe :D #NasibSingleBackpacker
3. Air Mancur Queen Victoria
Masih di lokasi yang sama, disini juga terdapat salah satu icon kota Melaka, yakni Air Mancur Queen Victoria, yang dibangun pada tahun 1904 M.
Air Mancur Queen Victoria
Bagi para turis/pelancong yang ingin berkeliling di komplek ini juga disdiakan becak hias dengan berbagai macam aneka rupa, bentuk dan warna serta diiringi dengan musik yang mungkin bisa kita request lagu apa yang ingin didengarkan, he :D tentunya dengan membayar beberapa ringgit. Berhubung ane bertekad untuk jalan kaki supaya bisa membakar lemak dan kalori, jadi tidak tergoda untuk mencobanya.. he :D #ModusHemat

4. Sungai Melaka
Yang menjadikan kota ini bertambah eksotis (cieee... serem buagaet istilahnya.. he :D) adalah kehadiran Sungai Melaka yang berada ditengah kota dengan pemandangan bangunan-bangunan tua yang tetap berdiri kokoh dan megah di sepanjang tepian sungai.. Subhanallah...
Sebelum melanjutkan perjalanan istirahat di tepian Sungai Melaka di bawah pohon rindang, sambil tetap waspada agar kejadian tadi malam tidak terulang, apa itu ? baca ceritanya di Welcome to Melaka World Heritage City he :D
5. Benteng Tepi Sungai Melaka
Bangunan ini terletak di tepi sungai Melaka dan tak jauh dari pusat informasi wisata Kota Melaka.

6. Kincir Air Kesultanan Melaka
Hanya bebeapa langkah dari Benteng Melaka, kita juga bisa melihat sebuah kincir air raksasa, yakni Kincir Air Kesultanan Melaka.
7. Muzium Samudera
Sebuah museum yang dibangun di tepi sungai melaka berbentuk kapal Flor De La Mar, sobat catatan tau apa itu Flor De La Mar ? Gak tau ? Oke ane kasi tau sekrang, berdasarkan hasil kunsultasi dengan Prof. Google, kapal ini dalam bahasa inggris dikenal dengan Flower of the Sea (Bunga Laut) yakni sebuah kapal portugis yang di bangun pada Tahun 1502 dan berlayar mengarungi Samudra Hindia ke beberapa wilayah Asia, namun sayangnya umur kapal ini tidak berlangsung lama, karena karam dan tengelam pada tahun 1511 (9 tahun) di Selat Melaka setelah melakukan ekspansi di Negri tersebut. (Nah..... begitu sob kira2 ceritanya... hehehe :D) 
Muzium Samudera tampak dari belakang
8. Dan lain-Lain
Masih banyak sebenarnya tempat wiasata yang ada di Melaka yang belum sempat ane kunjungi, antara lain: Galeri Cheng Ho saat itu sedang direnovasi, St Peter’s Church, St Paul’s Church, A Famosa, Melaka Sultanate Palace (Cultural Museum), Jonker Street, Menara Taming Sari dan masih banyak lagi tempat wisata lainya,  Insyaallah akan ane kunjungi ketika kembali ke Melaka lagi dikesempatan yang berbeda... Amin..

Bersambung....
> Bertemu Keluarga Baru di Melaka <
Catatan Trip Sebelumnya
Melaka Sentral - Di tengah perjalanan menuju Melaka, tiba-tiba Bus Delima yang ane naiki berhenti, terihat ada antrian panjang di depan sana, dan ane serta penumpang yang lainnya masih bertanya-tanya  apakah gerangan penyebabnya ? sobat catatan ada yang tau ? (loch koq malah bertanya balik,,, he :D) tak lama kemudian terdengar kabar bahwa telah terjadi kecelakaan antara sebuah mobil pribadi Vs. bus yang sedeng melintas, dan saat ini sedang dievakuasi sehingga menyebabkan sedikit kemacetan.. Oooo... Begono rupanya... Syukur alhamdulillah proses evakuasi tidak begitu lama sehingga roda-roda bus Delimanya kembali berputar menelusuri jalan raya...

Ketika asik menyelami buku Kick Andy Kisah Inspiratif 3 pada bagian INSPIRATIVE JOURNEY (wahhh.. pas bangget nich... :D) tiba-tiba si Merah Delima (baca: bus) kembali behenti, rupanya akan ada pemindahan penumpang dari bus Delima yang lain, karena bus tersebut mengalami permasalahan sehingga tak dapat melanjutkan perjalanan, kebetulan bus kami saat itu tidak terlalu penuh, jadi sah-sah saja jika mau di tambah penumpang lagi.. hehehe :)

Terminal Melaka Sentral - Malaysia
Tepat pada pukul 18:06 waktu setempat akhirnya si Merah Delima merapat di peraduan Melaka Sentral, terminal ini sangat jauh berbeda dengan Terminal Larkin yang ane singgahi sebelumnya, semua tertata dengan tertib dan rapi, sehingga membuat ane merasa lega dan tidak was-was lagi, namun harus tetap waspada dan hati-hati.. :) Dan yang harus ane cari pertama kali adalah Musholla atau disini lebih dikenal dengan Bilik Sembahyang, he :D setelah bertanya dengan petugas informasi akhirnya ane menemukan apa yang dicari, kemudian ane langsung melaksanakan sholat Zuhur dan Ashar secara jamak ta'khir.

"Terminal Domestik" itu yang harus ane cari saat ini, karena untuk melanjutkan perjalanan ke pusat kota Melaka, ane harus naik bus ke arah Ujung Pasir dan berhenti di Balai Kota atau Stadhuys yang dikenal masyarakat setempat dengan bangunan merah. setelah melangkahkan kaki beberapa langkah akhirnya ane menemukan ruang tunggu untuk jurusan domestik dan disini sangat tertib dan enak sekali, di depan tempat duduk yang disediakan terpampang layar informasi digital jadwal keberangkatan yang terdiri dari no bus, jalur yang dilewati, serta pukul berapa berangkat dari terminal ini, semua on-time karena beberapa menit sebelum keberangkatan, bus telah siap di depan pintu sesuai dengan jurusan masing-masing.. Mantabss.. !! Jempol dach... :)
Informasi digital di ruang tunggu domestik terminal Melaka Sentral
Sesuai dengan info yang ada di layar bahwa jurusan Ujung Pasir no bus 17 berangkat pukul 19:40, padahal saat ini masih pukul 18:23 jadi ane masih punya waktu lebih dari satu jam, akhirnya ane memutuskan untuk berkeliling sejenak untuk melihat kondisi sekitar sambil mencari cemilan untuk mengganjal perut, he :D Dengan seksama ane memperhatikan isi mini market yang ada tuk mencari sesuatu yang murah meriah mengenyangkan.. hahaha :D #FalsafahHidupBackpacker  Di peti sejuk (kulkas) yang ada ane memperhatikan semua harga yang ada dan ane menjatuhkan pilihan satu botol air mineral 600ml dengan harga 1,00 ringgit, ini yang paling murah menurut pengamatan ane, karena yang lain berkisar antara 1,20 - 2,00 ringgit wkwk :) kemudian melihat jejeran roti yang ada dan ane menjatuhkan pilihan pada sebuah roti seharga 1.20 ringgit, ada sich yang lebih murah tapi ukurannya kecil, hehe :) jadi untuk 1 botol air + roti totalnya 2,20 ringgit (Rp. 7.480,- *Kurs 1,00 RM = Rp. 3.400 )

Kemudian ane kembali menuju ruang tunggu, dan jam yang ada dilayar informasi telah menunnjukkan pukul 19:18 itu artinya 22 menit lagi bus 17 yang akan ane naiki berangkat, namun tak berapa lama kemudian bus yang bersangkutan telah tiba, para penumpang bergegas menaiki bus tersebut, tak terkecuali ane dan kebanyakan yang ane lihat disini adalah para turis, baik yang berwajah oriental maupun turis berwajah eropa. Tarif yang dipatok di bus ini adalah sebesar 1,30 ringgit (Rp. 4.420 *Kurs 1,00 RM = Rp. 3.400,-) tepat pukul 19:40 bus langsung melaju meningalkan Melaka Sentral... (on-time sob....)

Tak lama meninggalkan Melaka Sentral ane sampai juga di pemberhentian Stadhuys, dan tepat di bawah pohon beringin (atau pohon apalah namanya.. :D) yang lumayan besar, ane duduk di bawahnya sejenak sambil melihat  keindahan kota Melaka di malam hari, namun dasar nasib lagi apes tiba-tiba.. preeet.. (kira-kira begitulah bunyinya..) Ada kotoran burung yang berasal dari atas pohon jatuh di punggung tangan ane.. hahaha :D Mungkin ini ucapan Selamat Datang dari sang burung yang ternyata banyak nongkrong di atas pohon besar ini. Mungkin ini juga menandakan bahwa ane telah SAH sampai di Bandaraya Bersejarah Melaka atau bahasa kerennya World Heritage City.. hehehe :D
Kota Melaka di malam hari dengan latar belakang Menara Jam Stadthuys & Christ Church 
Aldy Thoo Hotel - Misi selanjutnya adalah mencari penginapan yang telah ane boking di salah satu situs penyedia penginapan di seluruh dunia, apalagi kalo bukan Agoda. Berdasarkan print out yang ada bahwa hotel yang akan ane gunakan adalah Aldy Thoo Hotel-Chinatown yang beralamat di Jalan Bunga Raya no. 148 Melaka. Tidak terlalu susah untuk mencari alamat tersebut karena terletak hanya beberapa blok dari tempat ane berhenti tadi, setelah mengurus administrasi di bagian resepsionis yang ramah dan ane memutuskan berkomunikasi menggunakan bahasa melayu daripada bahasa inggris hehehe :D maklum aja bukannya terlalu cinta dengan bahasa melayu, tapi bahasa inggris ane di bawah rata-rata dan bisa dikatakan sangat buruk.. hehe :D Setelah menyerahkan uang 50.00 ringgit sebagai jaminan dan tambahan 2,00 ringgit untuk bayar pajaknya, si mbak langsung menyerahkan kunci serta kwitansi sebagai jaminan. Oh ya... Hotel ini bertarif $18/kamar dengan kapasitas 2 Orang, jadi per-orang $9, tapi berhubung teman ane gak jadi berangkat jadi ane menikmati kamar ini sendirian, dan berharap ada yang bersedia menamani... hahaha :D #HarapanBodoh

Setelah mandi dan sholat jamak Magrib-Isya yang membuat ane berpenampilan fresh lagi,  ane keluar sejenak dari hotel untuk melihat sekeliling, dan membeli beberpa keperluan, terutama untuk masalah perut., hahaha :D Tak jauh dari hotel terdapat mini market dan ane membeli 1 botol mineral ukuran 1500ml dengan harga 2,50 ringgit dan jus botolan seharga 1,80 ringgit, berhubung masih banyak cemilan di dalam tas dan sisa roti yang baru di makan setengahnya ketika di terminal Melaka Sentral, jadi ane tak perlu membeli makanan lagi.. hehehe :D #ModusPenghematan.

Seduhan beberapa Mie gelas ditambah Oreo dan segelas White Coffee menemani ane malam ini sambil mencatat hal-hal penting dan pengeluaran selama perjalanan hari ini (Singapura-Malaysia).

Catatan Pengeluaran Perjalanan Singapura - Malaysia [25 Agustus 2013]:
+ MRT Chinatown - Kranji = $2,30 SGD
+ Bus Kranji - Larkin = $1,90 SGD
+ Toilet Terminal Larkin = 0,30 Ringgit
+ Kartu GSM DiGi = 10,80 Ringgit
+ Tiket Larkin - Melaka Sentral = 20,00 Ringgit (Aslinya 19,00) 1,00 nya buat Calo' ha :D
+ Air Mineral + Roti = 2,20 Ringgit
+ Bus Kota Melaka = 1,30 Ringgit
+ Aldy Thoo Hotel = $18 USD
+ Pajak Hotel = 2,00 Ringgit
+ Air Mineral 1500ml + Jus = 4,30 Ringgit
+ Mie Gelas + White Coffe = Bawa dari rumah he :D
+ Oreo+Cemilan = Dari bu dr. Syeeera

Total pengluaran secara keseluruhan : 
+ $ 18 USD ( Rp. 180.000,- *Kurs 1 USD = Rp. 10.000,-)
+ $ 4,20 SGD (Rp. 35.700,- *Kurs 1 SGD = Rp. 8.500,-)
+ 40, 90 Ringgit (Rp. 139.060,- *Kurs 1 RM = Rp. 3.400,-)
Total = Rp. 354.760,-
Sebelum Check Out Narsis dulu di depan resepsionis hotel.. haha :D
Bersambung....

Jangan lupa baca juga catatan #TripToAsean Sebelumnya:
"Larkin... Larkin.... Larkin...."
Terdengar suara teriakan dari bapak kenek  (kondektur) yang membuyarkan semua mimipi indah ane selama perejalanan. Alhamdulillah sampai juga, kemudian ane melihat jam di handset (hape) menunjukan pukul 14:27 WIB berati pukul 15:27 waktu setempat. Lalu semua penumpang turun satu persatu, tanpa terkecuali ane yang juga ikut melangkahkan kaki turun dari bus, di luar sudah banyak para calo' rupaya, yang menawarkan keberangkatan untuk ke beberapa Kota tujuan lainya, namun ane lebih memilih cuek dan langsung mencari toilet, karena ada hajat (keperluan) yang harus diselesaikan, hehehe :D 
Suasana Terminal Larkin - Johor Baru Malaysia
"Tandas Awam / Toilet, Bilik Sembahyang, " + Tanda panah ke arah atas. Nah.. ini dia yang ane cari-cari, hehe :) langsung ane menelusuri anak tangga yang ada untuk naik ke lantai atas, ternyata di lantas ini adalah pusat perbelanjaan dan beberapa kedai makanan, tapi berhubung yang lebih terpenting adalah "Tandas Awam" jadi semua itu tak ane hiraukan. he :D Setelah membayar sebesar 30 sen atau 0,30 ringgit ane langsung diberi iznin untuk memasuki ruangan yang ane impi-impikan dari tadi (akhirnya lega sudaaah...). 

Sebelum melanjutkan perjalanan, tak lupa ane mampir ke sebuah ruko seleluler, membeli SIM card GSM lokal untuk memperlancar koneksi dan menghubungi seseorang yang bisa mempermudah perjalanan ane kelak,, hehe :D siapakah gerangan orang tersebut ?? tunggu cerita ane selanjutnya.. :D Setelah melakukan sedikit basa-basi dengan si penjual dengan menggunakan bahasa melayu, akhirnya ane menjatuhkan pilihan dengan kartu DiGi BEST! karena ada bunus 2 hari internet + pulsa 6 Ringgit dengan harga 10.80 Ringgit (Rp. 36.720,- *Kurs 1RM = Rp. 3.400) dan tak lupa ane langsung minta tolong kepada mbaknya untuk mengaktifkan kartu tersebut serta mencobanya di Hape buntut ane.. he :D
Tak berapa jauh dari ruko seluler tersebut terdapat Money Changer, jadi bagi sobat catatan yang ingin mendapatkan uang ringgit bisa menukarnya disini, tapi berhubung ane sudah ada jadi gak perlu lagi mampir ke ruko tersebut dan langsung mencari loket penjualan tiket bus ke arah Melaka. Menurut arahan dari bang Oryza bahwa ane harus mencarai bus Transnasional atau Delima, disamping tangga turun ane melihat loket TRANSNASIONAL, ini dia kayaknya yang menjual tiket ke Melaka, langsung saja ane samperin dan bilang:

"Bang 1 tiket ke Melake"
"Maaf dek.. disini jurusan KL (kuala Lumpur), kalo nak ke Melake loket kat sane" (sambil menunjuk ke arah loket)

Nah apesnya transaksi ini langsung di dengar seorang calo' yang berada di samping, dan dia langsung menawarkan diri untuk mengantar ane langsung ke bus ke arah Melaka.

"Ayo dek abang antar ke bus Melake, tak lame lagi nak berangkat" rayu si abang calo'
Ane gak bisa ngelak lagi, langsung aja mengikuti langkah si abang ini ke arah bus, setelah naik bus dan mendapat tempat duduk si abang calo' minta uang tiket sebesar 35 Ringit.

Ane: "Wah... mahal sangat bang... kalo segitu saye tak nak..."
Calo': "Harga tiket ke Melake segitu dek"
Ane: "Kata temen yang biasa ke Malake 20 ringgit saje"
Calo': "ya sudah adek bayar 25 ringit saje"
Ane: "kalo 20 ringgit jak gimane??, kalo abang tak nak, saya turun saje.." (sambil siap berdiri turun dari bus)

Kemudian si abang mengeluarkan kata-kata yang nggak bisa ane pahami, hanya satu yang terdengar menyebut kata sekek (pelit), lalu ane cueikin dan benar-benar ane turun dari bus, "boodo amat, emang ane pikirin, walau busnya berangakat pasti masih ada bus yang lain.." (pikir ane dalam hati) he :D Lalu si abang calo' dengan berwajah yang nggak enak mendekati ane sambil menyodori tiket bus, "20 Ringit saje" setelah memperhatikan dengan seksama tiketnya dan nyata-nyata tertulis harganya RM 19.00 akhirnya ane memberikan 2 lembar uang 10 Ringgit dan si calo' tersebut langsung balik belakang bersiap mencari mangsa yang lain.. Dan ane langsung naik kembali ke dalam bus, sambil berujar dalam hati "ya sudahlah yang satu ringgit diikhlasi aja.."  he :D


Pukul 16:03 waktu setempat bus Delima yang ane naiki berangkat meninggalkan terminal Larkin menuju Melaka Sentral, karena sepanjang jalannya lumayan boring hanya terlihat hutan dan bukit dikanan-kiri akhirnya ane kembali melanjutkan mimpi seraya tetap tak lupa berdoa agar dipermudah segalanya. 
"Bismillahi tawakaltu 'alallah la haula wala quwwata illa billah.." (Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya).

Jangan lupa baca juga catatan #TripToAsean Sebelumnya:

Box Office

Cat-6